Kamis 11 Oct 2018 06:06 WIB

Anak Korban Gempa Mengemis Bantuan, Ini Tanggapan Menteri

Alasan anak-anak meminta bantuan di pinggir jalan karena makanan di rumah habis.

Red: Nur Aini
Sejumlah anak berada di posko pengungsi korban gempa dan tsunami di Masjid Agung Darussalam kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah anak berada di posko pengungsi korban gempa dan tsunami di Masjid Agung Darussalam kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menanggapi anak-anak terdampak bencana yang meminta bantuan di Jalan Poros Donggala-Palu, Desa Loli, Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Saya berharap apapun yang dihadapi anak-anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Provinsi dan kabupaten/kota, Satgas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ada Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak, ada pemerintah daerah, mereka harus melaporkan segera agar kita bisa segera berkoordinasi secepatnya bisa melayani anak-anak ini," kata Yohana usai mendatangi anak-anak pengungsi Petobo di Palu, Rabu (10/10).

Menurut dia, sudah terstruktur untuk penanganan anak-anak dan perempuan yakni bisa dilaporkan ke Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak. "Siapapun yang membutuhkan pelayanan khusus, pendampingan psikologis, bisa melaporkan langsung," ujar dia.

Sebelumnya, Rasya (10 tahun), siswa Kelas 4 SDN 17 Banawa ditemui di Jalan Poros Donggala-Palu, Desa Loli, Kecamatan Banawa, Donggala, mengatakan sudah ada di jalanan sejak pukul 07.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA untuk meminta bantuan bersama teman-temannya. Menurut dia, kedua orang tua mengetahui kegiatan mereka meminta-minta bantuan di jalanan. Hingga saat ini dirinya juga belum mulai kembali ke sekolah, dan belum tahu kapan kembali belajar.

Dari pengakuan Rasya, dirinya bersama beberapa teman lainnya meminta bantuan karena makanan di rumah sudah habis. Kegiatan meminta bantuan ini dilakukan Rasya, tepat di tepi pantai, di jalan Poros Donggala-Palu yang berdebu. Bantuan yang diperoleh, menurut Rasya, berupa uang antara Rp 35 ribu hingga Rp 100 ribu per hari, ditambah mi instan, kue kering, dan air mineral.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement