REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta semua pihak untuk menahan diri. Pernyataan tersebut merespons pemanggilan terhadap M Amien Rais oleh pihak kepolisian, Rabu (10/10).
Din mengimbau agar semua pihak tidak menerapkan pendekatan politik dan saling mengenyahkan dengan adu otot. Menjelang Pilpres 2019, menurutnya, semua pihak perlu mengedepankan adu otak dengan argumen-argumen yang berkualitas.
"Pemilu/Pilpres adalah cara beradab untuk memilih pemimpin, jangan sampai terjebak ke dalam ketidakadaban apalagi kebiadaban," ujar Din dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (10/10).
Din menyayangkan pemanggilan Amien. Namun, ia juga sangat menghargai kesediaan Amien untuk datang memenuhi panggilan tersebut.
Ini menunjukkan jati dirinya sebagai warga negara yang baik dan perlu diikuti oleh para pejabat atau elite politik lain. Amien berharap pemanggilan itu tidak berujung pada penahanan.
Sebab, ia mengatakan, penahanan justru akan bersifat kontra produktif dan dapat memicu kegaduhan politik yang mengganggu proses Pemilu Serentak 2019 maupun Pilpres 2019. "Rakyat cinta hukum, dan keadilan akan tergerak untuk mendesakkan penegakan hukum secara berkeadilan, khususnya terhadap semua indikasi pelanggaran hukum oleh para elit politik," ujar dia
Dalam kondisi demikian, lanjut Din, akan terjadi aksi gugat menggugat. Jika pemerintah, khususnya kepolisian, tidak dapat menanggulangi keadaan ini apalagi tidak melakukan keadilan maka sangat mungkin akan terjadi pengabaian dan ketidakpercayaan terhadap hukum.
"Suasana demikian tidak positif bagi kehidupan bangsa, mengganggu Pemilu/Pilpres, dan secara khusus merugikan pemerintahan Presiden Joko Widodo," ujar dia.
Amien Rais menyelesaikan pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Rabu (10/10) sore pukul 16.00 wib. Amien mengaku diberikan 30 pertanyaan dari penyidik selama pemeriksaan yang berlangsung sekitar enam jam.
“Ada 30 (pertanyaan) persis. Bagus sekali. Pertanyaannya langsung dan tidak muter-muter,” kata Amien usai menghadiri pemeriksaan, Rabu (10/10).
Namun, Amien enggan menjelaskan poin-poin pertanyaan tersebut. Ia hanya mengucapkan terima kasih kepada para penyidik atas pemeriksaan yang dilakukan terhadapnya.
Menurut Amien sepanjang pemeriksaan, penyidik menghadirkan suasana sangat akrab. “Sangat smooth,” katanya.
Bahkan, Amien mengatakan, separuh dari waktu pemeriksaan selama enam jam justru dipakai untuk makan dan ibadah shalat zhuhur dan ashar. Amien pun menceritakan ia mendapatkan menu makanan gudeg dan ayam kampung.
Ketika akan pulang, ia mengaku juga ditawari untuk membawa pulang nasi timbel. “Saya merasa dimuliakan oleh para penyidik. Bagus sekali,” ujar dia.