REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Koalisi Nasional Koalisi Indonesia (TKN KIK) Kerja Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin membantah membesar-besarkan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Terkait munculnya isu jika Ratna Sarumpaet adalah 'agen' yang disusupkan ke kubu Prabowo-Sandi, TKN menilai itu adalah isu liar dari pihak yang tak bisa berpikir normal.
Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily menegaskan, tak ada upaya untuk membesar-besarkan kasus hoaks yang melanda Ratna Sarumpaet. Ia menyarankan publik menelaah pihak mana yang sebenarnya membesarkan kasus tersebut.
"RS (Ratna Sarumpaet) itu dari tim siapa? Yang sebarkannya siapa? Yang lakukan konfrensi pers siapa? Yang pengakuan kebohongan siapa? Yang pecat RS siapa? Sungguh aneh bila kasus RS dituduh ke kami sebagai yang kapitalisasi," katanya di rumah pemenangan, Jalan Cemara, pada Selasa (9/10).
Ace mengatakan, sejak awal pihaknya sudah merasa aneh dengan kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Sebab, biasanya korban kekerasan justru langsung melapor ke polisi atau berobat ke rumah sakit. Tapi, Ratna Sarumpaet tak melakukan itu. Di sisi lain, Ratna Sarumpaet malah mengumbar kabar dugaan kekerasannya hingga menghebohkan masyarakat.
"Soal bonyok, harusnya lapor polisi dulu, minta divisum. Itu tidak dilakukan mereka. Kalau mereka merasa dibohongi, justru ada keinginan kuat nemu amunisi untuk hajar pihak manapun yang lakukan kekerasan ke RS. Kecam sana-sini, malah lomba bikin statement," ujarnya menjelaskan.
Belakangan ini, muncul isu yang menyatakan Ratna Sarumpaet ialah 'agen' yang dimasukkan ke kubu Prabowo oleh kubu Jokowi. Ace menilai, isu tersebut sebagai tindakan liar kubu Prabowo karena sudah tak bisa berpikir normal.
"RS ditanam kubu Jokowi? Mereka sudah kehilangan akal sehat. Apa penjelasannya selama ini RS di kubu sana (Prabowo). Kalau sejarahnya RS selalu bareng dengan Prabowo. Enggak etislah habis manis sepah dibuang," ucapnya.