Senin 08 Oct 2018 18:30 WIB

Sembilan Negara akan Kucuri Dana untuk Tangani Gempa Sulteng

Kamboja sudah mengirimkan dana kepada pemerintah Indonesia.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Warga korban gempa berebut pembagian logistik yang diangkut menggunakan helikopter di Kecamatan Sirenja, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (7/10).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warga korban gempa berebut pembagian logistik yang diangkut menggunakan helikopter di Kecamatan Sirenja, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak sembilan negara telah menyatakan komitmennya memberikan dana kepada Pemerintah Indonesia untuk penanganan gempa di Sulawesi Tengah.

Pesawat bukan satu-satunya bantuan internasional yang diterima Indonesia untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng). Ketua Sub Satgas Luar Negeri Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastono mengatakan, ada tiga jenis bantuan yang diterima pemerintah, yaitu bantuan keuangan, bahan kebutuhan, dan kebutuhan pendukung.

Ia menjelaskan, untuk bantuan berupa dana dari negara dan organisasi internasional telah dibuka rekening atas nama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sementara untuk NGO, swasta, dan pribadi, kata dia, dibuka rekening di Palang Merah Indonesia (PMI).

"Sampai saat ini ada sembilan negara yang berkomitmen memberikan dana," kata dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (8/10).

Yoedhi mengatakan, negara-negara itu di antaranya Korea Selatan 1 juta dolar AS, Cina 200 ribu dolar AS, Uni Eropa 1,5 juta Euro, Venezuela 10 juta dolar AS, Jerman 1,5 jura Euro, Vietnam 100 ribu dolar AS, Australia 500 ribu dolar AS, Laos 100 ribu dolar AS, dan Kamboja 200 ribu doolar AS.vMenurut dia, bantuan itu akan masuk ke rekening BNPB. "Saya belum tahu yang sudah masuk berapa, tapi dari Kamboja sudah. Nanti akan dicek," kata dia.

Yoedhi menegaskan, bantuan itu akan difokuskan pada penanganan tanggap darurat. Namun, tak menutup kemungkinan bantuan juga diarahkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Meski begitu, ia mengingatkan, BNPB akan mempertanggungjawabkan untuk bantuan itu secara transparan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, pihaknya telah membuka dua rekening untuk bantuan internasional. Satu rekening untuk menerima dana dalam kurs dolar AS, sementara satu rekening lainnya untuk menyalurkan bantuan dalam kurs rupiah.

Ia mengatakan, penggunan bantuan itu tak hanya untuk keperluan tanggap darurat. Lebih dari itu, akan digunakan untuk penanggulangan bencana secara keseluruhan di Sulteng.

"Pengertian kita bantuan itu untuk tanggap darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi. Penggunaan ini tentunya dengan pendampingan. Ada prosedur, mekanisme dalam mewujudkan akuntabilitas," kata dia.

Baca: BNPB: Pencarian Korban Gempa Sulawesi Dihentikan Kamis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement