REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan, sebanyak 1.648 korban meninggal di Sulawesi Tengah telah dimakamkan. Sementara obat-obatan dan ruang rawat untuk korban luka-luka, hingga saat ini masih mencukupi.
"Jadi ada 1.648 yang meninggal, hilang masih 683 orang, dan yang tertimbun masih 152. Yang tertimbun setelah digali ketemu berarti perlu dimakamkan dan diidentifikasi dulu," katanya di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (6/10) malam.
Wiranto melanjutkan, jika ada jenazah korban yang ditemukan, maka diinstruksikan untuk tidak disimpan. Jenazah harus segera diidentifikasi kemudian dimakamkan, karena dapat menimbulkan penyakit.
Sedangkan, untuk korban luka, Wiranto menyatakan sudah ditangani, dengan lima rumah sakit yang beroperasi beserta dokter, ruang rawat inap dan obat-obatan yang mencukupi, hanya antibiotik yang perlu ditambah. Sementara korban dengan luka parah dikirim ke Makassar atau Balikpapan.
Merapat kapal rumah sakit KRI Soeharso dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan 150 dokter spesialis untuk menampung para korban yang tidak dapat ditangani di rumah sakit di Palu dan sekitarnya. "Saya langsung melihat di Dermaga Palu Kapal Soeharso sudah beroperasi. Yang luka-luka dapat ditangani," kata Wiranto.
Ada pun korban selamat selain berada di tempat pengungsian juga telah dipindahkan ke kota lain baik menggunakan jalur udara maupun laut. Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer timur laut Donggala.