REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Koalisi Indonesia Adil Makmur, Faldo Maldini mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan aparat penegak hukum terkait pemanggilan Prabowo Subianto dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Faldo mengatakan Prabowo sudah siap bertanggungjawab dengan segala yang akan terjadi.
"Silakan saja, kita taat pada proses hukum. Kita percaya dengan penegakan hukum walaupun kita enggak punya instrumen sebanyak tim sebelah. Pak Prabowo sudah siap bertanggungjawab, beliau punya jiwa ksatria yang siap menghadapi ini," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (5/10).
Wakil Sekjen PAN itu menambahkan, tim pemenangan tidak punya sedikitpun pikiran untuk memainkan hoaks seperti yang terjadi pada Ratna Sarumpaet baru-baru ini. "Enggak ada sedikitpun pikiran untuk memainkan hoaks-hoaks receh begini, receh banget sebenarnya kan," katanya.
Faldo juga menilai, memainkan isu hoaks seperti itu punya risiko yang besar dan pasti akan diketahui publik dan aparat penegak hukum. Apalagi aparat punya instrumen untuk mengecek. "Lihat laporan polisi yang tersebar itu, lengkap, dia di mana, nomor teleponnya, nomor rekening, kita kan enggak punya instrumen itu," ujarnya.
Bahkan, menurut Faldo, pihaknya justru menjadi korban hoaks. Sebab, tidak mungkin saat Ratna bertemu dengan Prabowo memberitahukan penganiayaan yang dialami. Lalu Prabowo menanyakan kembali ke Ratna soal apakah apa yang disampaikannya itu bohong. "Masa kita tanya ini hoaks enggak nih Bu Ratna. Itu kan agak konyol juga sebenarnya karena kita biasa mengurusin orang," katanya.
Faldo mengatakan, Ratna dalam pertemuan itu memang mengatakan kepada Prabowo dan tokoh-tokoh politik lainnya bahwa ia memang dianiaya hingga wajahnya lebam. Dalam kondisi ini, menurutnya, siapapun pasti akan peduli dengan kondisi yang dialami Ratna.
"Bu Ratna bilangnya begitu. Dan kita termasuk yang pedulu sama Bu Ratna. Saya kalau bertemu Bu Ratna pasti juga terpancing. Pak Jokowi kalau bertemu Bu Ratna juga akan terpancing," ujar dia.
Menurut Faldo, tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf tentu menunggu pengakuan Ratna setelah muncul kabar atau isu soal penganiayaan yang ia alami. "Saya yakin pihak Jokowi-Ma'ruf menunggu pengakuan Bu Ratna dari kemarin. Habis itu baru jadi laporan polisi, cepat tuh kerjanya. Apreasiasi deh kita kalau penegakan hukum.