Kamis 04 Oct 2018 22:12 WIB

Percepat Evakuasi, Kementerian PUPR Tambah Alat Berat

Ada beberapa perumahan yang tetap bertahan saat gempa mengguncang.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan menggunakan alat berat melakukan pencarian jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan menggunakan alat berat melakukan pencarian jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan alat berat telah dilakukan di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Namun akan ditambah guna mempercepat proses evakuasi dan pembersihan kota.

"Alat berat kami sudah masuk yakni enam unit di Petobo dan empat unit di Balaroa termasuk satu excavator dengan stone breaker dan akan kita tambah lagi mengingat luasnya wilayah terdampak. Diperkirakan banyak korban jiwa akibat likuifaksi," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melalui keterangan tertulis.

Tsunami 7 Meter, Likuifaksi, dan Trauma Mendalam Warga Palu

Selain itu juga sudah digunakan empat excavator, satu dump truck, satu unit loader di Balaroa. Di Petobo telah ditempatkan tujuh excavator, satu backhoe loader dan satu dump truck. Tambahan dua excavator dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang di Makassar juga sudah tiba di Kota Palu.

Sementara itu, gempa bumi yang mengakibatkan banyak bangunan dan rumah hancur tidak berdampak pada  beberapa perumahan yang dapat bertahan. Salah satunya Rusun Sewa Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Donggala dan Perumahan MBR Kelapa Gading di Kabupaten Sigi. 

Pasca terjadi gempa dengan magnitude 7,4 Rusun ASN Donggala mengami keretakan di dindingnya namun struktur bangunan tidak mengalami kerusakan. Rusun Sewa ASN ini dibangun pada 2016-2017 oleh Kementerian PUPR menggunakan metode struktur precast. Setiap unit Bangunan empat lantai tersebut memiliki 90 unit dengan tipe 24 yang dapat menampung seekitar 180 orang.

Setiap unit telah dilengkapi tempat tidur, kursi meja, lemari, listrik, air dan jalan lingkungan. Lokasinya berada di Komplek Kantor Pemerintahan, Jalan Ebony Nomor 1, Kelurahan Gunung Bale, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala ProvinsinSulawesi Tengah. Biaya pembangunannya sebesar Rp 12,67 miliar yang dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana PT Robinson Maju Bersama dan Konsultan MK PT Yodya Karya.

Ada pula perumahan Kelapa Gading yang berada di Desa Klukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi tidak mengalami kerusakan yang signifikan.

Direktur Utama PT Abdi Jasa Developer Suparman mengatakan, kondisi bangunan rumah tidak mengalami retak dan rusak walau diguncang gempa. Konstruksinya mengikuti spesifikasi yang ditetapkan Kementerian PUPR. Pada bagian fondasi menggunakan batu kosong yang berfungsi sebagai penyeimbang gerakan jika terjadi getaran kuat yang disebabkan oleh gempa.

Sebagai rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Perumahan Kelapa Gading mendapat bantuan prasarana sarana umum (PSU) berupa jalan lingkungan beton.

"Perumahan ini jadi pilihan utama MBR karena kami membangun sesuai acuan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah, serta mendapat subsidi dari Pemerintah," kata Suparman.

Perumahan Kelapa Gading dibangun di atas lahan seluas 82 hektare dengan kapasitas unit terbangun sebanyak 6.500 rumah. Pembangunan rumah sudah dilakukan sejak tahun 2012 dengan total rumah MBR sebanyak 826 unit dan Non MBR sebanyak 241 unit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement