REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyatakan, perlu ada pihak yang melapor untuk mengusut dana yang ada di rekening pribadi Ratna Sarumpaet. Pelaporan dapat dilakukan oleh pihak yang merasa dirugikan.
"Kalau itu dia (Ratna dicurigai) menggelapkan. Harus ada yang melapor," kata Setyo, Kamis (4/10).
Pengusutan ini terkait kesamaan nomor rekening yang digunakan Ratna Sarumpaet untuk operasi sedot lemak di pipi dan rekening bantuan untuk korban kapal tenggelam di Danau Toba. Kesamaan ini memuncul kecurigaan alokasi dana bantuan justru dialihkan ke dana operasi plastik.
Setyo mengatakan, untuk saat ini, polisi akan fokus pada kasus berita bohong. Soal dana di rekening Ratna, kata Setyo akan menjadi proses berikutnya atau pengembangan kepolisian.
"Saya bilang itu tahap berikutnya, yang sekarang bagaimana menuntaskan (kasus bohong) dulu," kata Setyo.
Secara umum, Setyo menjelaskan, UU Keuangan mengamanatkan perorangan atau perusahaan dilarang untuk mengumpulkan dana masyarakat. Kecuali, bila dapat melakukan pertanggungjawaban dan disebar. Itupun, kata Setyo, hanya bisa dilakukan dalam lingkup kecil atau kelompok tertentu.
"Nah kalau yang besar, dana bencana ini harus diaudit oleh auditor independen," ujar Setyo menegaskan.
Sebelumnya, data nomor rekening bank dan data log panggilan telepon Ratna Sarumpaet 'bocor' di internet, khususnya di media sosial. Data yang membuat lambang Polda Metro Jaya itu terkait pengungkapan kasus dugaan penganiayaan yang dialami Ratna.
Setyo Wasisto mengatakan, data itu seharusnya milik internal kepolisian. Namun, ia berdalih, data nomor rekening bank dan data log panggilan telepon Ratna Sarumpaet muncul ke publik karena ada pihak yang membocorkan.
"Itu kan datanya sebenarnya bukan untuk umum, tetapi kan ada yang membocorkan," ujar Setyo di PTIK yang digunakan sebagai kantor sementara Divhumas Polri, Rabu (3/10).
Kebocoran data ini membuat warganet kemudian membandingkan nomor rekening yang digunakan Ratna untuk operasi plastik dan penampung dana bencana. Warganet pun menyimpulkan adanya kesamaan dan menimbulkan kecurigaan penggunaan uang bantuan danau toba untuk operasi sedot lemak.
Kemudian, kepolisian membenarkan rekening Ratna untuk dua tujuan berbeda tersebut sama. Namun, Kepolisian enggan berspekulasi terkait hal tersebut. "Itu secara kebetulan saja penyidik mendapatkan keterangan (rekening) itu dan itu sama (untuk bayar biaya operasi plastik dan menampung dana bencana)," ujarnya menambahkan.