Kamis 04 Oct 2018 14:13 WIB

Polisi Dalami Semua Laporan Terkait Ratna Sarumpaet

Sudah ada dua laporan masuk untuk mengusut kebohongan Ratna.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian telah menerima sejumlah laporan terkait kasus kebohongan penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Semua laporan tersebut akan didalami terlebih dahulu oleh kepolisian.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyebutkan, hingga Kamis (4/10) pagi, sudah ada lima laporan meminta pengungkapan kebohongan Ratna di Polda Metro Jaya. "Mereka lihat ada kejanggalan maka mereka minta diungkap kasus kebohongan Ratna Sarumpaet," ujar Setyo di Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (4/10).

Baca Juga

Setyo menuturkan sempat ada laporan yang meminta polisi mencari pelaku pengeroyokan Ratna. Namun laporan tersebut otomatis gugur karena kebohongan Ratna terungkap dan diakui Ratna sendiri.

Kini yang masih diproses adalah laporan untuk mengusut kebohongan Ratna Sarumpaet. Sedangkan, laporan yang di Bareskrim hingga Kamis (4/10) tercatat dibuat Farhat Abbas dan Petrus Selestinus dari TPDI.

Setyo pun telah menegaskan bahwa Polri akan menerima laporan tersebut dan memproses laporan tersebut. "Kita lihat, kita kumpulkan keterangan keterangan sesuai prosedur yang berlaku, kita proses semua yang masyarakat laporkan," kata Setyo, Rabu (3/10).

Laporan-laporan yang diterima kepolisian di antaranya ditujukan pada Ratna Sarumpaet sendiri, serta sejumlah tokoh uang dianggap turut menyebarkan kebohongan Ratna Sarumpaet. Tokoh-tokoh itu di antaranya, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Fadli Zon, Rachel Maryam, Dahnil Anhar Simanjuntak, dan lain-lain.

Sebelumnya, kepolisian membongkar fakta berbeda terkait dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dipukuli di Bandung pada 21 September 2018. Namun, penyelidikan polisi menemukan bahwa Ratna di Jakarta pada tanggal tersebut, tepatnya di RS Bina Estetika hingga tangga 24 September. Lebam di muka Ratna pun ternyata diakibatkan operasi sedot lemak yang dijalaninya.

Belakangan Ratna pun mengakui bahwa ia berbohong pada sejumlah politikus terkait penganiayaan yang dialaminya. Sejumlah politikus tersebut yang menyampaikan bahwa Ratna dipukuli di antaranya, Prabowo Subianto, Fadli Zon, Sandiaga Uno, Dahnil Anhar dan belasan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement