Kamis 04 Oct 2018 10:20 WIB

'Sebagai Negara Maritim Terbesar, Indonesia Jarang Meneliti'

Luhut minta penelitian kebencanaan diperbanyak.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Friska Yolanda
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau pengiriman bantuan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (3/10) malam.
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau pengiriman bantuan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (3/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bencana di Indonesia telah terjadi berkali-kali. Di sisi lain, ia mengatakan penelitian tentang bencana masih minim.

"Sebenarnya gempa di Indonesia sudah seperti sarapan pagi (terjadi setiap hari) karena kita berada di Ring of Fire," kata dia di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (3/10) malam. 

Namun, Luhut mengatakan bahwa sebagai negara maritim terbesar di dunia, penelitian tentang bencana masih terbilang langka. "Kita ini kurang memanfaatkan ilmu. Sebagai negara maritim terbesar, penelitian kita masih langka," kata dia.

Ia juga menyampaikan, penelitian yang dilakukan selama ini masih bersifat reaktif dan belum pernah digunakan untuk pencegahan. "Penelitian kita enggak pernah digunakan untuk emergency, untuk bersiap-siap. Selalu setelah kejadian," ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap agar penelitian tentang bencana di Indonesia dapat diperbanyak. Dari hasil penelitian itu, kata Luhut, dapat digunakan untuk persiapan masyarakat jika sewaktu-waktu bencana datang kembali.

"Hasil penelitian itu nanti akan digunakan sebagai persiapan masyarakat dan bermanfaat untuk menghindari korban yang lebih banyak ke depannya," ucapnya.

Luhut mengajak masyarakat Indonesia agar mendukung penelitian yang dilakukan ilmuwan anak negeri sebagai bahan ilmu pengetahuan. "Jadi kita membangun kebersamaan sebagai satu bangsa," tuturnya.

Baca juga, Peneliti akan Kaji Gempa Palu-Donggala

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement