REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta maaf kepada seluruh pihak, terkait kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, dalam kasus dugaan penganiayaan. Prabowo menyerahkan masalah Ratna Sarumpaet ke pihak yang berwajib.
"Begini, kita berpikir positif. Saya bersyukur ini tidak terjadi dan saya di depan rakyat Indonesia saya meminta maaf. Tapi saya tidak merasa bersalah, jika saya agak grasak-grusuk (buru-buru), namanya baru belajar tim saya ini baru berapa bulan, tapi tidak ada alasan ya kalau salah tetap salah," kata Prabowo saat konferensi pers di rumahnya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) malam.
Permintaan maafnya itu adalah atas perbuatan Ratna Sarumpaet yang mengaku berbohong, dimana kapasitas Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Badan Pemenangan Nasional siap pasang badan untuk anak buahnya.
"Iya saya pemimpinnya, saya akan bertanggung jawab," kata Capres yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.
Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas nama pribadi dan sebagai pimpinan Badan Pemenangan Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM), karena telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya. Pada kesempatan itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyampaikan bahwa posisi Ratna Sarumpaet sebagai Juru Kampanye Nasional sudah dicabut.
"Dengan demikian saya ingin tegaskan, pertama bahwa saya telah meminta ibu Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari badan pemenangan dan beliau telah lakukan itu sudah ada suratnya," katanya.
Mengenai proses hukum, Prabowo juga mengambil keputusan tegas. Ia menyerahkan masalah Ratna ini kepada pihak berwajib. "Kami juga tidak bisa mentoleransi berita bohong, oleh karena itu kami tegas kalau ada tim kami yang berbohong akan kami tindak dan kami bahkan akan minta aparat untuk lakukan penindakan sesuai dengan hukum," kata Prabowo.