REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator juru bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kecewa dengan tindakan aktivis perempuan Ratna Serumpaet yang telah membohongi pihaknya, termasuk calon presiden Prabowo Subianto. Ratna sempat mengaku kepada Prabowo bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan sampai mengalami luka diseluruh wajahnya.
Namun kenyataannya, Ratna mengaku cerita itu bohong dan luka di wajahnya akibat dari sedot lemak bukan karena dikeroyok. Tentu saja, kata Dahnil pihaknya juga tidak berniat menyebarkan hoaks alias berita palsu, karena berdasarkan keterangan langsung dari yang bersangkutan.
"Kami tidak menebar hoaks, tapi berangkat dari pengakuan bu Ratna dan ingin membantu beliau, ternyata kami justru dibohongi beliau. Tentu kita sangat kecewa, terhadap tindakan tersebut," ujar Dahnil dalam pesan singkatnya, Rabu (3/10).
Menurut Dahnil, kebaikan dan kemurahan hati Prabowo menjadi kelemahan pihaknya. Sementara Ratna Serumpaet dengan sangat menyakinkan bercerita kepada Prabowo, Amien Rais dan Fadli Zon. Kebiasaan mereka adalah berprasangka baik, mempercayainya dan ingin membela Ratna.
"Termasuk sebelum-sebelumnya terhadap tokoh-tokoh lain yang teraniaya semangat untuk membantu," kata Dahnil.
Sebelumnya, Ratna mengakui jika dia tidak mengalami penganiayaan seperti kabar yang beredar. Ratna mengaku, lebam di wajahnya bukan karena dikeroyok, tapi murni akibat menjalani operasi plastik. Kebohongan diciptakannya untuk memberi alasan kepada anaknya yang menanyakan perihal wajahnya yang lebam. Ratna berharap apa yang disampaikannya bisa menyanggah kabar yang mengatakan jika dia menjadi korban penganiayaan.
"Betul saya ada di dokter hari itu, dan saat saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di wajah saya masih ada. Saya pulang membutuhkan alasan kepada anak saya dan saya jawab dikeroyok," ucap Ratna saat jumpa pers dengan media.