REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan partainya akan mempertimbangkan posisi Ratna Sarumpaet dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ratna merupakan Juru Kampaye Nasional Prabowo-Sandiaga Uno.
Riza mengatakan, tindakan Ratna mempabrikasi kabar bohong sangat merugikan Gerindra dan Prabowo-Sandi. "Ya, yang bersangkutan nanti akan kami pertimbangkan terus di dalam tim atau tidak," kata Riza ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (3/10).
Pada kesempatan itu, ia juga meminta Ratna Sarumpaet mengajukan permintaan maaf kepada Partai Gerindra, terutama kepada Prabowo selaku ketua umum. "Kami minta kepada Bu Ratna supaya menyampaikan detail, minta maaf kepada Partai Gerindra, kepada Pak Prabowo, dan semua yang terkait," ujar Riza.
Riza berharap ke depan peristiwa seperti ini tidak terulang lagi. Sebab, kebohongan tersebut akan menimbulkan konsekuensi besar terhadap publik, masyarakat, hukum, dan penyebaran informasi yang salah atau hoaks.
"Info yang salah itu berdampak luas, tentu ini menjadi pelajaran bagi kita semua, kita harapkan Bu Ratna harus menyampaikan ke publik, minta maaf dan harus menerima berbagai konsekuensi terhadap info yang salah," ujar Riza.
Ratna akhirnya mengakui dia tidak mengalami penganiayaan seperti kabar yang beredar. Ratna mengaku, lebam di wajahnya bukan karena dikeroyok, tetapi lantaran menjalani operasi plastik.
"Betul saya ada di dokter hari itu, dan saat saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di wajah saya masih ada. Saya pulang membutuhkan alasan kepada anak saya, dan saya jawab dikeroyok," ujar Ratna Sarumpaet, Rabu (3/10).
Ratna berharap apa yang disampaikannya bisa menyanggah kabar yang mengatakan jika dia menjadi korban penganiayaan. "Saya mohon apa yang saya sampaikan bisa membuat kegaduhan mereda, dan kita bisa saling memaafkan," ucapnya.
Sebelum Ratna mengakui telah melakukan kebohongan, pihak kepolisian telah mengatakan ada perbedaan informasi soal dugaan pengeroyokan. Berdasarkan penyelidikan polisi pada 20 September 2018, Ratna mendaftar ke RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta. Lalu, pada 21 September 2018, Ratna teregistrasi hadir di rumah sakit kecantikan tersebut.
Padahal, BPN Prabowo-Sandi mengatakan Ratna dikeroyok tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Satranegara. Berdasarkan pengakuan Ratna, BPN Prabowo-Sandi menyatakan pengeroyokan terjadi pada 21 September 2018.