Rabu 03 Oct 2018 13:24 WIB

PKS Komentari Pernyataan Polisi Soal Ratna

Polisi belum menyimpulkan yang disampaikan Ratna adalah bohong.

Rep: Deddy Darmawan/ Red: Muhammad Hafil
Kadiv Humas  Mabes Polri, Setyo Wasisto (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait  pemberitaan penganiyaan  aktivis kemanusiaan Ratna Sarumpaet di  Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kadiv Humas Mabes Polri, Setyo Wasisto (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan aktivis kemanusiaan Ratna Sarumpaet di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan sikap kepolisian yang seolah terburu-buru dalam mengungkap kejadian yang dialami oleh aktivis Ratna Sarumpaet. Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudiin mengungkapkan, seyogyanya kepolisian terlebih dahulu mendengarkan penjelasan Ratna secara langsung.

“Seharusnya polisi tidak terburu-buru mengambil kesimpulan karena belum mendengar keterangan langsung dari Bu Ratna,” kata Suhud saat dihubungi, Rabu (3/10).

Menurut dia, pernyataan polisi telah memunculkan pandangan negatif terhadap Ratna. Padahal, boleh jadi Ratna yang juga menjadi Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno benar mengalami tindakan biadab.

PKS, lanjut Suhud, masih menunggu pernyataan resmi dari Ratna. Kepolisian, lanjut dia, sebaiknya ikut mendengar apa yang akan diungkapkan oleh Ratna. Suhud mewanti agar jangan sampai terkesan polisi memperlakukan Ratna Sarumpaet sebagai orang yang melakukan kejahatan.

“Proporsional saja,” katanya. Berdasarkan informasi yang diterima Republika.co.id, Ratna Sarumpaet akan mengadakan konferensi pers dihadapan awak media pada pukul 15.00 hari ini. Agenda tersebut rencananya akan digelar di Kampung Melayu, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat Kombes Umar Surya Fana menegaskan, tidak ditemukan bukti-bukti dugaan penganiayaan dengan korban aktivis Ratna Sarumpaet di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018.

Polisi melakukan pengecekan mulai dari rumah sakit hingga CCTV di Bandara Husein Sastranegara, dimana diduga menjadi lokasi penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. "Tidak ditemukan bukti-bukti kejadian pengeroyokan dengan korban RS di Jawa Barat. Clear, tidak ada pengeroyokan," kata Kombes Umar.

Umar mengungkapkan, pihaknya sudah mengecek 26 rumah sakit di Bandung dan delapan rumah sakit di Cimahi untuk mencari rumah sakit yang pernah merawat pasien bernama Ratna Sarumpaet. Namun pihaknya tidak berhasil menemukannya. Selain itu juga tidak ditemukan data manifest kedatangan atau keberangkatan penumpang pesawat atas nama Ratna Sarumpaet pada 21 September 2018.

Di Jakarta, Polda Metro Jaya turut melakukan pendalaman terkait kabar dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.  Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta menjelaskan pada tanggal 20 September 2018, Ratna mendaftar ke Rumah Sakit kecantikan Bina Estetika, Menteng Jakarta. Lalu pada 21 September 2018, Ratna terregistrasi hadir di rumah sakit kecantikan tersebut

Polisi pun menyatakan masih akan mendalami kejadian tersebut. Menurut Nico polisi akan mendalami dua aspek, pertama, terkait dugaan penganiayaan yang terjadi, lalu tentang benar tidaknya kabar bahwa Ratna benar-benar dipukuli. "Dua itu masih kami proses," ujar Nico.

Mengenai perbedaan fakta itu, polisi enggan menegaskan bahwa yang disampaikan Ratna adalah bohong. "Silakan disimpulkan sendiri, bisa enggak menyimpulkan, satu orang berada di dua tempat," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mapolda Metro Jaya.

Pada Rabu (3/10) pagi, sebuah dokumen yang mencakup transaksi dengan nomor rekening Ratna, disertai log panggilan nomor pribadi ponsel pribadi Ratna beredar di internet. Dokumen berformat presentasi itu berstempel Polda Metro Jaya.  Namun, Setyo belum membenarkan dokumen tersebut. Ia menolak menjawab saat ditanya terkait tersebarnya data tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement