REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Prabowo Subianto angkat bicara mengenai kekerasan yang menimpa salah satu tim pemenangan nasionalnya, Ratna Sarumpaet. Prabowo mengatakan, akan menemui kapolri untuk membicarakan kasus kekerasan tersebut.
"Kami disini sangat prihatin dan saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan koalisi Indonesia adil makmur berencana dalam waktu dekat akan menghadap kapolri dan pejabat lain untuk membicarakan masalah ini," kata Prabowo Subianto di Jakarta, Selasa (2/10).
Prabowo menilai, tindakan yang dialami Ratna Sarumoaet merupakan tindakan represif yang terjadi diluar nilai kepatutan. Dia melanjutkan, tindak kekerasan itu juga merupakan sebuah pelanggaran HAM dan bahkan perbuatan pengecut mengingat dilakukan kepada wanita berusia 70 tahun.
Dugaan penganiayaan Ratna pertama kali di media sosial. Bahkan, foto wajah Ratna Sarumpaet membengkak dan memar akibat penganiayaan tersebut beredar di media sosial. Peristiwa tersebut menimpa Ratna di Cimahi, Bandung pada Jumat (21/9) lalu.
Prabowo mengaku baru mengetahui kondisi salah satu tim pemenangannya itu pada Senin (1/10) malam. Dia mengaku kaget setelah melihat kondisi Ratna Sarumpaet yang babak belur melalui kiriman beberapa foto. Keesokan harinya dia baru menemui Ratna bersama dengan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
"Dia sangat ketakukan, trauma saya liat sendiri. Ini menjadi ancaman serius terhadap demokrasi dan ini sangat ironi," katanya.
Prabowo mengatakan, tindak kekerasan yang disertau ancaman itu membuat Ratna enggan melaporkan dugaan pemukulan kepadanya ke pihak berwajib bahkan meski sudah masuk rumah sakit. Dia melanjutkan, wanita yang sempat diduga terlibat gerakan makar ini akhirnya pasrah untuk mempolisikan kasusnya setelah diketahui publik luas.