REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban meninggal dunia gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah kembali bertambah. Hingga Selasa (2/10) hari ini pukul 13.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.234 korban meninggal dunia yang berasal dari empat daerah.
"Tercatat 1.234 orang meninggal dunia. Korban berasal dari Kota Palu, sebagian dari Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Selasa (2/10).
Sutopo menerangkan, BNPB belum dapat memilah data tersebut per daerah. Sebab, saat korban-korban itu ditemukan, ada yang langsung dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nughroho
Ada beberapa penyebab para korban ini meninggal dunia, yaitu karena runtuhan bangunan akibat gempa bumi dan terjangan tsunami. "Sebagian korban sudah dimakamkan kemarin. Hari ini juga akan dimakamkan. Korban meninggal diidentifikasi dahulu sebelum dimakamkan," kata Sutopo.
Dia menambahkan, dari data BNPB, korban luka berat tercatat sebanyak 799 orang dan korban hilang sebanyak 99 orang. Data korban tertimbun, yang didapatkan dari laporan masyarakat, sebanyak 152 orang.
Untuk jumlah pengungsi, berjumlah 61.867 orang yang tersebar di 109 titik. Sedangkan jumlah rumah rusak ada sebanyak 65.773 unit, semuanya belum diklasifikasikan.
"Jumlah korban yang tertimbun di Petobo, Kabupaten Sigi, dan Balaroa di Palu belum dapat kita perkirakan karena memang rumahnya amblas," tutur dia.
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (Antara)