Selasa 02 Oct 2018 14:52 WIB

Dispar NTB Fokus Recovery Sektor Pariwisata Pascagempa

Salah satu destinasi wisata yang belum normal di antaranya Gunung Rinjani.

Sejumlah polisi menuruni kapal cepat setibanya di Gili Trawangan, Lombok Utara,  NTB, Kamis (9/8).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah polisi menuruni kapal cepat setibanya di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berjuang pulih pascagempa yang melanda pulau ini pada akhir Juli hingga Agustus lalu.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, tiga aspek utama yang terdampak pada sektor pariwisata di Lombok karena gempa meliputi amenitas, atraksi, dan aksesibilitas.

"Atraksi yang belum normal itu (jalur pendakian) Gunung Rinjani karena kita sedang bahas dengan TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani) soal mitigasi kerusakan," ujar Faozal di Mataram, NTB, Selasa (2/10).

Dari aspek amenitas, dia katakan, sekira 10 persen sampai 20 persen amenitas di Gili Trawangan terdampak gempa dan sedang dalam tahap pemulihan.

Faozal tak menampik adanya penurunan tingkat kunjungan pada periode Juli hingga September 2018 jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini tak lepas dari dampak gempa yang merupakan kejadian luar biasa.

"Kalau nilai kerugian, asumsi kita satu wisman belanja 1.000 dolar AS per hari untuk hotel, makan, dan kebutuhan lain. Sektor  angka itu bisa dikali misal 100 ribu wisman, berapa besarnya," kata dia.

Namun begitu, kondisi ini tak terus menerus diratapi. Kata dia, Pemprov NTB dan sejumlah pelaku industri wisata terus berjuang memulihkan citra pariwisata. Dia menyampaikan, hotel yang mengalami kerusakan ringan dan sedang mulai melakukan perbaikan secara mandiri.

"Ya sudah mulai berangsur normal, Gili Trawangan 1.000 sampai 1.200 pengunjung sudah masuk ke gili. Soal amenitas, kita asumsi selesai dalam tiga bulan," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement