REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga terdampak gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, membutuhkan bantuan makanan dan minuman dengan segera. Saat ini para warga bertahan di tenda-tenda darurat seadanya.
"Dari wilayah Sigi. Makanan enggak ada, habis, kita tinggal makan pisang dan ubi," kata seorang warga Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, saat ditemui pewarta foto Antara Muhammad Adimaja di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palu, Senin (1/10).
Menurut dia sama sekali belum ada bantuan yang masuk ke Sigi sejak bencana terjadi pada Jumat (28/9). Dia mengaku sengaja datang ke Palu untuk mencari bahan bakar karena di Sigi sudah tidak tersedia lagi.
Setelah gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) dengan episentrum di timur laut Donggala pada Jumat (28/9) yang memicu tsunami di pesisir Kota Palu dan Donggala, gempa-gempa susulan banyak terjadi dan beberapa berpusat di Sigi.
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi mengatakan berdasarkan informasi tim PMI yang sudah di lapangan sejak Senin (1/10) kondisi Sigi sangat parah dan terisolir. Selain hampir semua bangunan roboh, sebagian wilayahnya masih berlumpur, terutama di Desa Jonooge Langlesa, sehingga menyulitkan tim dalam proses evakuasi.
"Kesulitan terberat di lokasi ini adalah menempuh perjalanan dengan medan lumpur dalam proses evakuasi korban," kata Arifin.