Senin 01 Oct 2018 18:05 WIB

Mengevakuasi Ribuan Warga Palu Lewat Laut dan Udara

Tiga hari pascagempa, Jokowi mengakui akses transportasi terputus di sejumlah lokasi.

Rep: Ronggo Astungkoro, Dessy Suciati Saputri, Amri Amrullah, Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ratna Puspita
Warga yang terluka digotong personel TNI untuk dievakusi dengan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warga yang terluka digotong personel TNI untuk dievakusi dengan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga ribu hingga lima ribu warga Palu, Sulawesi Tengah, berniat meninggalkan kota yang dilanda gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) pekan lalu. TNI mengevakuasi mereka menggunakan pesawat hercules dan kapal milik PT Pelni.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, ribuan warga Palu memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Warga, yang berniat meninggalkan Palu menggunakan pesawat Hercules, mengantre di bandara.  

Banyaknya warga yang ingin meninggalkan Palu lewat udara membuat operasional pesawat Hercules sempat terhambat. Jumlah warga yang ribuan tidak sepadan dengan kapasitas dua unit pesawat Hercules di Bandara Mutiara.

Akibatnya, Pesawat Hercules sempat tak bisa lepas landas. Namun, kondisi itu tidak berlangsung lama. TNI langsung membuat skala prioritas, yakni mengevakuasi warga yang sakit.

Mantan kepala staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini menjelaskan tidak melarang korban gempa Palu untuk diangkut menggunakan Hercules. Namun, ia mengatakan, karena keterbatasan pesawat, petugas memprioritaskan korban gempa-tsunami yang terluka.

Mereka yang tidak sakit akan diangkut menggunakan kapal Pelni. “Saya sudah koordinasi dengan Ibu Menteri BUMN, Pelni sudah di sana, mereka akan diangkut keluar dari Palu," kata Hadi di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/10).

photo
Warga histeris saat dievakuasi personel TNI menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9). (Antara)

Kepadatan warga di Bandara Mutiara ini sempat memunculkan kabar bahwa warga memblokade proses penerbangan, baik landing maupun takeoff, pesawat. Namun, Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait memastikan proses penerbangan tetap berjalan. 

AirNav mengakui memang benar banyak masyarakat yang saat ini ada di bandara untuk dievakuasi. "Namun tidak ada blokade untuk menghalangi proses penerbangan," kata Yohanes dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Kendati demikian, kepadatan warga di Bandara Mutiara tetap menjadi perhatian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi pun menanggapi laporan banyaknya masyarakat yang memadati dan berkumpul di bandara agar dapat keluar dari Palu menggunakan pesawat hercules milik TNI. 

Budi meminta dilakukan pembatasan jumlah orang yang berada di bandara.  "Dari kemarin saya sudah koordinasikan, bahkan dirjen saya masih di sana untuk memastikan mengurangi orang-orang yang di bandara,” kata dia di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin. 

photo
Infografis Catatan Sejarah Gempa dan Tsunami di Palu.

Budi mengatakan pembatasan bukan berarti melarang warga naik pesawat Hercules untuk meninggalkan Palu. Ia mengatakan kapasitas penerbangan dari TNI Angkatan Udara dan komersial relatif sedikit. “Maka, kami minta satu, orang-orang yang ke line site itu dibatasi," ujar Budi.

Budi juga meminta agar petugas memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait situasi dan kondisi penerbangan. Saat ini, pesawat yang dapat mendarat di bandara Sis Al Jufri hanya pesawat berjenis ATR atau 737-500 lantaran panjang landasan pesawat hanya dua ribu meter.

Budi mengatakan, pesawat berjenis ATR hanya dapat mengangkut penumpang sebanyak 72 orang. Sementara pesawat tipe 737-500 dapat mengangkut penumpang hingga 200 orang.

Budi menyampaikan, pemerintah akan memprioritaskan baik penerbangan komersil maupun pengiriman bantuan untuk masuk ke Palu. Budi mengaku sudah menginstruksikan agar penerbangan komersial sudah dibuka. 

Tercatat, sebanyak 12 penerbangan dari berbagai maskapai yang akan memberikan layanannya. “Ada Lion, Sriwijaya, Garuda, Wings, yang akan berjalan,” kata dia.

"Selama sehari-dua hari ini, semua masih syok. Bantuan makanan akan kami kirim sebanyak-banyaknya melalui pesawat Hercules,” kata Jokowi.

Hingga hari ini, atau tiga hari pascagempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, akses transportasi masih terputus sehingga menyulitkan pemerintah menjangkau warga yang menjadi korban. Kendati demikian, Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah akan berupaya mengakses sejumlah lokasi.

Selain mencoba membuka akses, pemerintah juga bekerja untuk memperbaiki fasilitas listrik yang rusak akibat gempa. Jokowi mengatakan lima dari tujuh gardu di dua wilayah rusak total.

"Kami akan kirimkan gardu listrik mobile, karena gardu-gardu listrik (yang rusak) tidak bisa diperbaiki dalam waktu singkat," kata dia di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin.

Masalah selanjutnya, yakni kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di kedua wilayah. Untuk menanggulangi hal itu, Jokowi mencoba untuk mengirimkan pesawat khusus untuk membawa BBM. 

Jokowi mengatakan bantuan makanan akan dikirimkan sebanyak mungkin pada hari ini ke lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. "Selama sehari-dua hari ini, semua masih syok. Bantuan makanan akan kami kirim sebanyak-banyaknya melalui pesawat Hercules,” kata dia.

photo
Ribuan warga korban gempa dan tsunami Palu mengantre membeli bbm di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kelurahan Palupi, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9). (Antara)

Menurut Jokowi, pengiriman bantuan makanan tak hanya dilakukan dari Jakarta, tetapi juga dari beberapa daerah lainnya seperti Balikpapan dan Makassar. “Karena lebih dekat,” kata Jokowi.

Terkait putusnya jaringan telekomunikasi, Jokowi menyampaikan lebih dari seribu base transceiver station (BTS) dalam keadaan rusak. Karena itu, menurutnya proses perbaikan akan memakan waktu yang cukup lama.

Presiden pun berjanji akan terus memantau kondisi di Donggala dan daerah terdampak bencana lainnya, termasuk di Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong. "Semuanya memang belum kelihatan dan evakuasi masih berjalan," kata dia. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis hingga Senin pukul 13.00 WIB, 844 jiwa meninggal dunia akibat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng). Dari angka itu, 744 orang di antaranya sudah teridentifikasi. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement