REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengimbau agar pengiriman bantuan untuk gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, berkoordinasi dengan aparat di posko-posko perbantuan. Koordinasi ini perlu agar penyebaran bantuan merata dan aman.
"Tentu kita mengimbau dari masyarakat, telawan atau organisasi kemasyarakatan yang akan mengirim bantuan supaya berkoordinasi dengan aparat keamanan baik Polri maupun TNI," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Senin (1/10).
Setyo mengatakan, bantuan tersebut akan mendapatkan pengawalan, sehingga pembagian dapat tepat sasaran. Pasalnya, kata Setyo, ditakutkan ada kejadian bantuan berlebih di suatu posko sedang fi posko lainnya mengalami kekurangan.
"Karena ada sebagian belum nyampe ada yang mendapatkan berlebih. Supaya tidak seperti itu, jadi semua merata," kata Setyo.
Baca Juga: Sembilan Polisi Meninggal Akibat Gempa dan Tsunami Palu
Setyo pun mengimbau agar penyaluran bantuan dilakukan secara bersama-sama dengan koordinasi posko. "Mending gabungan berangkat sama sama. Sekarang kan sudah dibuka posko-posko, koordinasi dengan poskolah," kata Setyo.
Gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya pada pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9). Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa bumi disebabkan aktivitas sesar Palu Koro.
Lebih dari 800 korban jiwa meninggal akibat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah tersebut masih bisa bertambah.