Senin 01 Oct 2018 08:26 WIB

Simpati untuk Sulawesi, PDIP dan Demokrat Hentikan Kampanye

Seluruh elite bangsa harus bersatu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Korban gempa selamat menangis di Bandara Mutiara Sis Aljufri saat menunggu untuk dievakuasi ke Makassar di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Korban gempa selamat menangis di Bandara Mutiara Sis Aljufri saat menunggu untuk dievakuasi ke Makassar di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan menghentikan kampanye Pilpres demi mendukung gerakan kemanusiaan ke Donggala dan Palu. Pernyataan tersebut sejalan dengan sikap Partai Demokrat mengedepankan bantuan kemanusiaan dan menghentikan kampanye pilpres.

"Seluruh elite bangsa harus bersatu. Gempa bumi dan tsunami semakin menyadarkan kita pentingnya tindakan cepat tanggap darurat. Semua Partai, tim kampanye dan seluruh tokoh harus bersatu dan bergandengan tangan membantu rakyat yang menjadi korban," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan resmi pada Senin, (1/10).

Hasto menilai sikap bersama PDIP dan Demokrat lahir dari rasa gotong royong. Menurutnya, perasaan itu sejatinya sudah melekat dalam diri bangsa. "Solidaritas bangsa untuk kemanusiaan melalui gotong royong bagi korban bersifat wajib karena itulah kultur bangsa," ucap Sekertaria Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu.

Hasto menyatakan Presiden sekaligus capres 2019 Joko Widodo memilih berkonsentrasi dalam penanganan bencana. Ia menilai perlu ada penguatan lagi terhadap mitigasi bencana. Sehingga masyarakat tahu tindakan apa yang mesti diambil ketika terjadi bencana.

"Kerjasama seluruh Partai di DPR RI bersama pemerintah untuk mengedepankan mitigasi bencana sangatlah penting. Indonesia yang berada di jalur ring of fire, harus kedepankan mitigasi bencana. Mitigasi bencana melalui berbagai pendekatan,” ujarnya.

Diketahui, korban gempa bumi dan rsunami Donggala dan Palu pada Jumat lalu sudah mencapai lebih dari 832 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement