Ahad 30 Sep 2018 18:00 WIB

Ini Barang yang Sangat Dibutuhkan Korban Tsunami di Sulteng

Hari ini sejak pukul 12.00 WIB tercatat ada 209 kali gempa susulan terjadi di Sulteng

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah anggota Basarnas melakukan Evakuasi di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).
Foto: Antara/Akbar Tado
Sejumlah anggota Basarnas melakukan Evakuasi di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, keterbatasan bahan bakar minyak (BBM) membuat aktivitas di daerah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terkendala. Karena itu, BBM menjadi salah satu dari beberapa hal yang menjadi kebutuhan mendesak untuk segera disediakan di sana.

"Terbatasnya BBM menyebabkan genset tidak beroperasi, kendaraan tidak beroperasi, pompa air tidak jalan, komunikasi sulit, dan lain-lain," jelas Sutopo dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Ahad (30/9).

Sutopo menjelaskan, terminal BBM di Kabupaten Donggala rusak, sehingga penyaluran BBM tidak bisa dilaksanakan. Selain itu, kondisi akses jalan dari Terminal BBM Palu dan Sulawesi Barat yang rusak dan tertutup longsor juga membuat distribusi BBM ke lokasi terdampak bencana terputus.

"Untuk mengatasi pasokan BBM, akan dilakukan melalui Terminal BBM Poso, Terminal BBM Moutong, Terminal BBM Toli-Toli, dan Terminal BBM Pare-Pare," jelas Sutopo.

Ia juga menjelaskan, hal lain yang perlu dilakukan dengan segera adalah percepatan pemulihan listrik. Adapun pemulihan listrik ini ditargetkan selesai dalam tiga hari ke depan. Menurut Sutopo, dari pihak PLN sudah mengerahkan 216 personel mereka untuk melakukan perbaikan.

"Lima Gardu Induk (GI) padam, dua unit GI Pamona dan GI Posko yang menyuplai listrik daerah Tentena, Poso, dan Kota Poso sudah diperbaiki. Solusi jangka pendek untuk penerangan, PLN membawa delapan genset untuk disebar di Posko di Palu dan Donggala," terang dia.

Percepatan pemulihan jaringan komunikasi juga terus dilakukan. Di Toli-toli, Poso dan Luwuk, kata dia, jaringan komunikasi sudah pulih. Namun, di Kota Palu masih belum pulih semuanya dan di Kabupaten Donggala masih putus total.

Sutopo juga mengungkapkan, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi kebutuhan mendesak untuk saat ini di lokasi-lokasi terdampak bencana alam itu. Di antaranya, BBM, air minum, tenaga medis beserta obat-obatan dan rumah sakit lapangan, tenda, terpal, selimut, veltbed, water tank, bahan makanan, alat penerangan, genset, dapur umum, kantong mayat, kain kafat, serta makanan bayi dan anak.

Kondisi Terkini

Sutopo menjelaskan, saat ini, di lokasi-lokasi terdampak bencana di Sulawesi Tengah, kondisi listrik, air bersih, dan SPBU masih padam. Di sana masih sering terjadi gempa susulan kecil, di mana sejak 30 September 2018 pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 209 kali gempa susulan.

"Penduduk yang berada di bukit-bukit sudah mulai turun dan bergabung ke pos pengungsi," katanya.

Ia melanjutkan, banyak pula pasar dan toko yang masih tutup di sana. Jaringan pipa air bersih pun rusak sehingga air bersih ia sebut menjadi kebutuhan utama para pengungsi untuk saat ini.

"Jalur darat Palu-Poso dan Palu-Mamuju sudah bisa ditembus. Muncul (juga) likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan seperti di Sigi, Jl. Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru, Sidera," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement