Ahad 30 Sep 2018 15:32 WIB

BNPB: Korban Jiwa di Palu-Donggala 832 Orang

Korban meninggal di Kota Palu 821 orang, dan di Kabupaten Donggala 11 orang.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Foto udara kondisi kota Palu pascagempa dengan magnitudo 7,4 SR, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/BNPB
Foto udara kondisi kota Palu pascagempa dengan magnitudo 7,4 SR, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga pukul 13.00 WIB, telah tercatat ada 832 korban jiwa akibat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah tersebut masih bisa bertambah.

"Jumlah korban jiwa sampai dengan siang ini, pukul 13.00 WIB, total 832 orang meninggal dunia. Terdiri atas Kota Palu 821 orang, dan di Kabupaten Donggala 11 orang," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada konferensi pers di kantornya, Ahad (30/9).

Baca Juga

Ia menjelaskan, korban jiwa disebabkan oleh dua hal. Yakni karena tertimpa oleh bangunan yang roboh saat gempa bumi dan terkena terjangan arus tsunami. Selain korban jiwa, ia juga mengungkapkan data korban luka-luka dan jumlah pengungsi. Menurutnya, data korban luka-luka dan jumlah pengungsi masih sama dengan data yang terakhir BNPB rilis pada Sabtu (29/9) lalu.

photo
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho 

Sutopo menerangkan, BNPB memperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah. Itu karena melihat kondisi yang ada di sana, di mana masih ada jenazah-jenazah yang belum teridentifikasi. Banyaknya korban yang diduga tertimbun di reruntuhan bangunan yang belum ditemukan, dan masih banyak daerah yang belum dijangkau oleh Tim SAR Gabungan. "Itulah yang menyebabkan jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah," kata Sutopo.

Setidaknya, ada empat daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi dan tsunami. Sutopo menerangkan, keempat daerah tersebut di antaranya Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.

Korban meninggal dunia, Sutopo mengatakan, akan segera dimakammkan secara layak dan massal. Kesegeraan pemakaman ini atas dasar pertimbangan kesehatan. Para korban meninggal akan dimakamkan setelah diidentifikasi, baik melalui Disaster victim investigation (DVI), face recognition, sidik jari, dan sebagainya. "Data ini ada di DVI Polda Palu. Segera dimakamkan. Hari ini ada banyak jenazah yang dimakamkan," jelas dia.

photo
Prajurit TNI mengendong Korban gempa selamat di Bandara Mutiara Sis Aljufri untuk di evakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).

Mengenai jenazah para korban, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, memang telah meminta untuk segera dimakamkan setelah dapat diidentifikasi. Hal itu dilakukan agar tidak menimbulkan penyakit di kemudian hari karena melihat korban yang cukup banyak.

"Korban tercatat sekarang korban itu kebanyakan justru korban tsunami. Karena pada saat tsunami terjadi, sedang ada satu gladi bersih untuk memperingati ulang tahun Kota Palu," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement