EPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lepas waktu Isya, puluhan warga dari komunitas silaturahim masyarakat Sulawesi Tengah memenuhi pendopo anjungan Sulawesi Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di pendopo itu, mereka duduk membuat lingkaran. Nampak kesedihan menyelimuti semua yang hadir malam itu.
Betapa tidak, kebanyakan mereka belum memperoleh kabar kondisi keluarganya yang berada di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, wilayah yang terkena gempa 7,4 SR dan tsunami. Mereka yang hadir kebanyakan merupakan perantau dari Palu dan Donggala yang tinggal dan bekerja di Jakarta. Mereka pun lantas membacakan surat Yasin bersama-sama.
Setelah membaca yasin dan zikir, mereka kemudian memanjatkan doa untuk korban gempa di Palu dan Donggala. Seraya bermunajat untuk sanak famlinya di lokasi gempa yang belum diketahui kondisinya.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Sulawesi Tengah melaksanakan doa bersama untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu di Anjungan Sulawesi Tengah, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (29/9).
Salah satu peserta Doa Bersama untuk Palu dan Donggala, Dewi Cahyati Abdullah mengatakan, dia masih berupaya mencari tahu kondisi saudaranya yang ada di Palu. Pasca gempa, ia masih sempat memperoleh informasi dari saudaranya itu, kendati demikian tak lama berselang komunikasinya dengan keluarganya di Palu terputus.
Hingga saat ini Dewi mengatakan masih menanti kabar dari keluarganya. Dia pun merasa sedih ketika menyaksikan gambar dan video detik-detik gempa di Palu dan Donggala terjadi. Ia berharap keluarganya dalam keadaan baik. “Bagaimana (dalam video) saya menyaksikan mereka itu berteriak-teriak, tolong kami tolong kami. Kami selamat ada digunung kami tak punya akses dan butuh makanan,” tutur Dewi.
Dewi berharap dengan bermunajat kepada Yang Maha Kuasa, keluarganya selamat. Sementara itu Penggagas Doa Bersama untuk Palu dan Donggala, Farida Saleh mengatakan saat ini mereka belum bisa memperoleh informasi sepenuhnya tentang kondisi daerah-daerah yang terdampak gempa. Menurutnya kebanyakan media masih berfokus memberikan pemberitaan di kota Palu, sementara masih sedikit pemberitaan tentang daerah lainnya seperti Sirenja, Donggala dan wilayah di pantai Barat.
“Pertemuan ini untuk memanjakan doa untuk korban gempa di Palu dan Donggala, dan kami juga ingin semua penanganannya bisa dipercepat,” tutur Farida kepada Republika.co.id Sabtu (29/9).
Farida berharap pemerintah segera mempecepat proses evakuasi korban gempa terutama yang meninggal dunia tetimbun reruntuhan. Ia juga berharap logisitik berupa makanan dan obat-obatan dapat segera cepat tersalurkan ke masyarakt terdampak gempa. Selain itu juga dibutuhkan segera perbaikan fasilitas penyediaan air bersih dan tenda pengungsian bagi warga.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Sulawesi Tengah melaksanakan doa bersama untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu di Anjungan Sulawesi Tengah, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (29/9).
“Kami juga meminta agar meprioritaskan beberapa keluarga korban yang ada di Jakarta untuk di bawa ke Palu, karena ada jadwal penerbangan Hercules setiap harinya. Mungkin lima orang tiap harinya hingga penerbangan komersil kembali di buka,” tuturnya.
Untuk membantu korban gempa di kota Palu dan Donggala, Komuniatas Silaturahmi Masyarakat Sulawesi Tengah pun mulai membuka penggalangan dana. Penggalangan dana di pusatkan di anjungan Sulawesi Tengah TMII yang dibuka setiap harinya. Selain itu, rencananya warga Sulawesi Tengah yang ada di Jakarta pun akan menggelar penggalangan dana di Car Free Day Jakarta Ahad (30/9) pagi.