REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa (UE) menawarkan dukungan penuh bagi Indonesia setelah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan sekitarnya di Pulau Sulawesi (Sulawesi Tengah) pada Jumat (28/9) petang. Bahhkan, UE telah mengaktifkan layanan pemetaan satelit darurat Copernicus untuk membantu pihak berwenang
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perwakilan Tinggi Uni Eropa/Wakil Presiden Komisi Eropa Federica Mogherini dan Komisaris untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Christos Stylianides melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/9) malam.
UE menegaskan dukungannya bagi rakyat Indonesia pada masa sulit ini, dan akan terus memantau situasi untuk memobilisasi lebih banyak bantuan. Dalam pernyataan tersebut, UE juga mengungkapkan duka cita kepada keluarga ratusan korban meninggal dunia juga luka-luka.
UE juga mengapresiasi pihak-pihak yang bekerja keras menyelamatkan para korban dalam situasi yang sulit. "Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai," sebut pernyataan UE.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) dengan terpusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Gempa bumi ini telah memicu tsunami setinggi 0,5 hingga enam meter di pesisir barat Sulawesi Tengah. Bencana alam tersebut sementara terdata mengakibatkan 384 orang meninggal dunia sementara 540 orang lainnya terluka.
Infografis Kronologi Gempa Sulawesi