REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto meminta Satgas Khusus Penanggulangan Bencana pascagempa di Palu, Donggala, dan Sigi segera memulihkan suplai listrik dan bandar udara. Dua hal ini merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan bencana.
Menurut dia, ada tiga gardu induk besar milik PLN yang rusak. Ia berharap perbaikan tiga gardu itu bisa dipercepat.
"Dengan adanya listrik, kegiatan lain bisa dilaksanakan karena menentukan dan pelayanan pasien di rumah sakit-rumah sakit, serta suplai BBM yang kini langka karena SPBU tak bisa berperasi akibat listrik padam," ujarnya di Posko Satgasus penanggulangan bencana gempa di halaman rumah jabatan Gubernur Sulteng Jl. Moh Yamin Palu, Sabtu (29/9) malam.
Menteri juga mengatakan Bandara Mutiara Sis Aldjufri yang saat ini mengalami kerusakan total pada Air Traffic Controle (ATC) dan ruang tunggu harus bisa operasional dalam waktu dekat. "Bandara ini harus bisa segera didarati pesawat komersial agar pengerahan logistik, tenaga sukarelawan, dan bantuan-bantuan lain serta masyarakat yang hendak datang menengok keluarganya harus segera terpenuhi," ujarnya.
Menkopolhukam mengaku telah memimpin rapat koordinasi kementerian terkait penanganan bencana ini di Bandara Mutiara Palu, Sabtu (29/9) petang. "Dengan pengalaman kita menangani bencana gempa di Lombok, maka kesiapan kita menangani bencana di Palu ini lebih solid sehingga harapan bapak presiden untuk memberikan respons cepat bisa terlaksana dengan baik," ujar menteri," katanya.
Rakor itu diikuti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Mensos Agus Gumiwang, Menhub Budi Karya Sumadi, Menkominfo Rudiantara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Wakapolri Komjen Ari Dono Sukamto. Rakor dihadiri Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Kepala BNPB Laksamana Muda TNI (Purn) Willem Rampangilei, dan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Felicianus Henry Bambang Soelistyo.
Selain kerusakan ATC dan ruang tunggu, Bandara Mutiara Palu juga mengalami kerusakan landas pacu. Dari 2.500 meter landas pacu bandara itu, saat ini hanya bisa digunakan sepanjang 2.000 meter sehingga pesawat yang bisa mendarat saat ini hanya jenis tetentu saja.
Pantauan di Bandara Mutiara Palu, Sabtu, sejumlah pesawat Hercules TNI, Boeing 737, CN235, dan helikopter, naik turun di bandara tersebut membawa berbagai jenis bantuan SAR dan logistik serta personel. Pesawat-pesawat TNI itu juga mengevakuasi sedikitnya 200 orang ke Makassar, umumnya adalah warga yang sedang berkunjung ke Palu dan tidak punya akses keluar karena pesawat komersial belum bisa mendarat.