Sabtu 29 Sep 2018 20:14 WIB

BMKG Catat 90 Kali Gempa Susulan di Donggala dan Palu

Gempa susulan masih terjadi hingga Sabtu (29/9).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mencatat ada 90 kali gempa susulan yang terjadi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Gempa susulan masih terjadi hingga Sabtu (29/9).

Berdasarkan data gempa yang tercatat di BMKG Wilayah IV Makassar itu, gempa berkekuatan di bawah empat skala richter (SR) terjadi sebanyak 19 kali. Kemudian gempa berkekuatan di bawah 5,0 SR terjadi sebanyak 56 kali dan gempa di atas 5,0 SR terjadi sebanyak 15 kali, sehingga keseluruhan gempa susulan sebanyak 90 kali.

Baca Juga

"Untuk gempa susulan ini yang kami catat hingga pukul 12.00 Wita. Kami di BMKG masih terus memantau perkembangannya," kata Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar M&G Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilyah Makasar, Siswanto di Makassar, Sabtu..

BMKG menghibau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD serta tetap waspada terhadap gempa susulan yang umumnya kekuatannya semakin kecil.

Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 48 orang meninggal dunia pascagempa 7,4 Skala Richter (SR) dengan terpusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB.

"Sampai pukul 10.00 WIB tercatat 48 meninggal dunia, diperkirakan angkanya akan bertambah karena ini laporan baru dari Kota Palu saja. Sebanyak 356 luka-luka dan ribuan rumah dan bangunan rusak di Kota Palu," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

Sebagian besar korban yang saat ini terdata, menurut dia, akibat gempa. "Ada korban jiwa akibat tsunami namun belum dapat diketahui jumlahnya karena laporan dari lokasi terkendala telekomunikasi yang belum normal."

Seluruh korban jiwa dan yang mengalami luka-luka yang sudah terdata oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ini, menurut dia, sudah berada di rumah sakit.

Pendataan kerusakan juga sedang dilakukan di lapangan. Dari laporan terakhir rumah, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, bandara, jembatan banyak mengalami kerusakan bahkan ambruk.

"Diduga ratusan orang belum dapat dievakuasi, ada pula hotel 80 kamar yang juga belum diketahui jumlah penghuni yang dievakuasi. Diduga ada ratusan yang belum diketahui nasibnya yang sedang melakukan gladi resik di arena festival perayaan HUT Kota Palu," ujar dia.

Pada gempa yang terjadi Jumat (29/9), guncangan dirasakan di Donggala VII-VIII MMI, Palu, Mapaga VI-VII MMI, Gorontalo dan Poso III-IV MMI, Majene dan Soroako III MMI, Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, Sengkang, Kaltim dan Kaltara II-III MMI, Makassar, Gowa, dan Toraja II MMI. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement