REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera melakukan identifikasi kerugian dan kerusakan akibat gempa bumi 7,4 skala richter (SR) serta tsunami yang terjadi di Kota Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah. Kementerian PUPR juga secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membangun fasilitas darurat di lokasi bencana.
"Saya belum dapat laporannya, baru lihat di televisi, ada jembatan runtuh ya," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Semarang, Sabtu (29/9).
Rencananya, Basuki akan berangkat ke lokasi gempa di Kota Palu dan sekitarnya pada Ahad (30/9). Kunjungannya untuk melihat langsung proses identifikasi dampak kerusakan yang terjadi.
Belajar dari penanganan pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kementerian PUPR akan membangun berbagai fasilitas umum darurat di Kota Palu dan sekitarnya. "Besok saya kesana dan pengalaman kemarin, bersihkan serta membangun fasilitas darurat terutama fasilitas umum," ujar Basuki usai menghadiri acara seminar nasional di Kota Semarang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka pascagempa 7,7 SR dengan terpusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB.
Jembatan Kuning yang menjadi ikon di Kota Palu juga ambruk. Sejumlah ruas jalan Trans Sulawesi menuju Kota Palu dan Donggala ada yang longsor dan rusak karena gempa.