REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sebagian besar warga binaan atau narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu, meninggalkan tempat tahanan setelah tembok penjara roboh akibat gempa bumi, Jumat (28/9). Lapas tidak dapat mencegah perginya warga binaan di tengah kondisi yang kacau.
Kepala Lapas Palu, Adhi Yan Ricoh mengatakan jumlah warga binaan sebanyak 560 orang. Lebih separuh dari mereka pergi setelah tembok-tembok roboh.
Lapas tidak bisa mencegah mereka pergi karena kondisi gelap setelah padam lampu dan jumlah petugas sangat sedikit. "Apalagi para petugas juga panik dan berusaha menyelamatkan diri sendiri," ujarnya.
Mengenai upaya pencarian, Adhi mengatakan belum berpikir ke arah itu. Saat ini, semua petugas, termasuk polisi masih sibuk mengurus para korban gempa.
"Jangankan mencari napi yang lari, kondisi yang kami alami ini saja belum sempat dilaporkan ke pusat, karena tidak ada listrik dan tidak ada jaringan telekomunikasi," ujarnya.
Baca juga, Kata Ahli Geologi Soal Gempa Donggala Picu Tsunami
Baca juga, Korban Gempa Donggala Ratusan Jiwa