REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah berdampak hingga Palu, Jumat (28/9). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho belum bisa memastikan berapa jumlah korban yang meninggal akibat tsunami di Kota Palu.
Menurut Sutopo, tim SAR dan relawan telah menemukan beberapa korban meninggal akibat tsunami di Kota Palu dan Donggala. Akan tetapi, jumlah korban akibat tsunami itu belum diketahui dan masih didata.
Jumlah korban yang sudah dipastikan adalah sebanyak 48 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami. "48 orang meninggal, data sementara masih bisa bertambah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).
Ia mengatakan, jumlah 48 korban meninggal ini berdasarkan data per jam 10.00 WIB. Korban meninggal dunia yang sudah terdata BNPB diantaranya dua orang di RS Woodward Palu, 10 orang di RS Budi Agung Palu, enam orang di RS Samaritan Palu, dan 30 orang di RSUD Undata Palu.
Sebagian besar korban meninggal tersebut disebabkan tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa. Sementara, korban tsunami sudah ditemukan tetapi belum diidentifikasi dan masih dalam proses pendataan.
"Sebagian besar korban 48 meninggal dunia disebabkan reruntuhan bangunan. Korban akibat tsunami masih kami data. Korban akan dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi," kata Sutopo.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) memobilisasi bantuan menuju Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). "Sesuai intruksi gubernur (Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah) seluruh instansi dan lembaga di Sulsel memberikan bantuan dalam masa tanggap darurat, mulai dari bantuan logistik hingga personil dikerahkan," Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Syamsibar yang dihubungi dari Makassar.
Siang ini, jelasnya Pemprov Sulsel akan melepas personil dan bantuan menuju Palu. Pelepasan akan dilakukan di Kantor Dinas Sosial Sulsel, Jl AP Pettarani. Personil dari Pemprov Sulsel yang turun merupakan gabungan dari BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP dan Dinas Kesehatan.
"Kami akan melepas dapur umum, dan kendaraan dengan fasilitas yang diperlukan, seperti truk serba guna, dapur umum, selimut, family kit, hingga makanan siap saji," tambahnya.
Pihaknya, kata dia, bersama TNI, Polri, Basarnas dan instansi lainnya juga sudah mengerahkan personil secara bertahap sejak kemarin malam. "Personil berangkat secara bertahap, tadi malam jam 00.00 Wita, 18 orang dari Basarnas sudah diberangkatkan ke sana dengan menggunakan truk, karena tidak bisa dengan pesawat, harus lewat darat, sepuluh dari Basarnas dan 8 SAR Mahasiswa dengan membawa peralatan termasuk peralatan sederhana untuk membantu evakuasi korban dari runtuhan bangunan," terangnya.