REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, mengatakan dunia usaha kehutanan Indonesia memiliki kontribusi yang nyata untuk dikembangkan. Bahkan, industri tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Untuk itu, perlu adanya dorongan dari pemerintah dalam upaya pemerataan perekonomian.
"Sejalan dengan reforma agraria bidang kehutanan dan hutan sosial untuk akses lahan hutan, Bapak Presiden menegaskan untuk pelaksanaannya dengan konsep yang utuh yaitu akses lahan atai aset fasilitasi dan kesempatan usaha serta penguatan kapasitas sumber daya manusia dan managemen usaha oleh masyarakat," kata Siti saat memberikan kata sambutan pada acara Festival Kesatuan PengelolaanHutan (KPH) Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di Hutan Pinus, Mangunan, Bantul, Jumat (28/9).
Ia menuturkan, penyerapan tenaga kerja dalam pola padat karya kehutanan berasal dari rehabilitasi lahan dan tebang tanam kayu rakyat, dengan rata-rata luas rehabilitasi 24 ribu hektare per tahun. Selain itu juga dari Kebun Bibit Rakyat dan Persemaian, serta bibit produksi dan bangunan konservasi tanah.
Dari keseluruhan pola tersebut, dapat menyerap tenaga kerja kurang lebih 151.400 tenaga kerja per tahunnya. Untuk itu, perkembangan dunia usaha kehutanan akan selalu ditingkatkan, tentunya sesuai dengan arahan dari Presiden RI, Joko Widodo.
"Sebagai implementasi arahan Bapak Presiden untuk hadirnya optimisme dunia usaha kehutanan dalam perekonomian, sedang terus didorong oleh pemerintah dengan konsep ekonomi pemerataan," katanya.
Sementara itu, pada 2019 juga akan dilakukan rehabilitasi lahan pada luasan 10 kali lipat dibandingkan rata-rata selama satu tahun yang saat ini sebesar 24 ribu hektare. Dengan begitu, tenaga kerja yang diserap tentunya akan lebih besar.
"Di sisi lain rakyat juga melakukan tebang tanam pohon kayu pada lahan milik rakyat sendiri seluas 102 ribu hektare. Ini identik dengan tenaga kerja sekitar 510 ribu orang dengan volume kayu yang berputar tiap tahun sekitar 9,53 juta meter kubik, khususnya Hutan Rakyat Pulau Jawa," tambah Siti.