Sabtu 31 Aug 2024 08:50 WIB

Kembangkan Mikroba Asal Taman Nasional, Guru Besar IPB Raih Penghargaan LHK

Saat ini sudah saatnya untuk mengembangkan keanekaragaman hayati.

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof. Suryo Wiyono menerima penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada acara peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional di Alun-alun Boyolali pada Kamis (29/8/2024).
Foto: Dok. IPB
Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof. Suryo Wiyono menerima penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada acara peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional di Alun-alun Boyolali pada Kamis (29/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof. Suryo Wiyono menerima penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada acara peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional di Alun-alun Boyolali pada Kamis (29/8/2024). Acara tersebut dihadiri oleh 1.000 orang pegiat konservasi dan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Siti Nurbaya kepada Prof. Suryo, Guru Besar Bidang Proteksi Tanaman, sebagai Koordinator Tim Bioprospeksi di Taman Nasional Gunung Ciremai atas temuan Formulasi Tepung Biofertilizer yang mengandung Bakteri Lysinibacillus fusiformis C71.

Baca Juga

Suryo menjelaskan bahwa bioprospeksi merupakan proses penelitian dan pengembangan sumberdaya hayati untuk menjadi produk yang bernilai ekonomi. Mikroba bisa menghasilkan produk baru untuk pertanian, obat dan vaksin, energi bersih, dan remediasi lingkungan. Rhizobacteria strain unggul yang diperoleh dari Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai ini merupakan penerapan bioprospeksi untuk pertanian.

“Bioprospeksi adalah proses pengembangan sumberdaya hayati menjadi produk bernilai ekonomi untuk berbagai keperluan. Rizobacteria temuan kami di TN. Gunung Ciremai adalah contoh bioprospeksi dalam bidang bertanian," kata Suryo.

Suryo menambahkan bahwa produknya sudah diterapkan dalam skala lapangan oleh ratusan petani pada berbagai tanaman di sekitar Taman Nasional Gunung. Produknya juga terbukti meningkatkan produksi dan mengurangi penggunaan pupuk NPK sebesar 30-50% serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Hal ini menjadi invensi penting ditengah harga pupuk sintetik yang makin mahal dan penyakit tanaman yang semakin berat.

“Produk ini akan menjawab tantangan harga pupuk yang mahal dan tantangan hama penyakit yang semakin berat," ungkap Suryo.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Siti Nurbaya, mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular melalui keanekaragaman hayati salah satunya dengan upaya bioprospeksi.

“Saat ini sudah saatnya untuk mengembangkan keanekaragaman hayati, menjadi motor pertumbuhan ekonomi sirkular. Bioprospeksi saya harapkan menjadi motor ekonomi nasional di tahun 2045," kata Siti.

Hal ini sejalan dengan program dukungan bioprospeksi dari KLHK dengan membentuk tim bioprospeksi di TN. Gunung Ciremai.

sumber : Web
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement