Rabu 26 Sep 2018 21:59 WIB

Sekjen PDIP: Hoaks Mematikan Peradaban

Sekjen PDIP mengajak masyarakat untuk memerangi hoaks di tahun politik 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak masyarakat untuk memerangi berita bohong (hoaks), fitnah, dan ujaran kebencian. Terlebih, hoaks, fitnah dan ujaran kebencian kerap muncul di tahun politik Pemilu 2019.

Menurut Hasto, Pemilu 2019 baik Pileg maupun Pilpres semestinya diisi dengan kampanye adu gagasan, kampanye positif dan berkeadaban. Hal itu disampaikan Hasto saat menerima kedatangan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Rabu (26/9).

"Kita bersama-sama kalau kita bisa perangi hoaks dan fitnah itu, kita pahami hoaks dan fitnah dalam politik itu adalah racun dan mematikan peradaban," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (26/9).

PDIP pun, kata Hasto, mendukung perangkat yang dikembangkan Mafindo untuk memberantas fitnah dan hoaks. Ia memastikan program-program yang dapat menangkal hoaks maupum fitnah juga akan disampaikan ke jejaring PDIP di seluruh Indonesia. Begitu pun jajaran tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf.

Lebih jauh, Hasto mengungkap dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf juga telah memiliki komitmen tidak akan melakukan kampanye negatif.

"Kami punya komite disiplin. Di dalam tim kampanye Pak Jokowi Kiai Ma'ruf, kami telah menugaskan direktorat hukum dan advokasi juga untuk membentuk tim hukum untuk menjaga disiplin seluruh tim kampanye," katanya.

Pegiat Mafindo Ratih Ibrahim mengungkap saat ini ada program dan perangkat yang digunakan untuk memeriksa kebenaran informasi apakah benar atau sudah direkayasa. Ratih mengungkap tujuan dibuat perangkat tersebut agar masyarakat dapat melalukan pengecekan terhadap informasi sehingga terhindar dari tindakan menyebarkan hoaks.

Sebab menurut Ratih, korban hoaks pun dapat menjadi pelaku penyebaran hoaks jika ia menyebarluaskan informasi tidak benar tersebut.

"Bisa digunakam dengan free. Sehingga semua bisa mengecek, informasi yang diterima itu benar-benar informasi atau sudah direkayasa. Kami percaya hoaks bisa diperangi bersama sama," kata Ratih.

Ratih juga memastikan Mafindo yang kini sudah memiliki relawan di banyak daerah juga, setelah ini akan mengunjungi partai politik lain selain PDIP. Ia memastikan Mafindo ingin mengajak seluruh masyarakat menjaga penyebaran berita bohong, fitnah, dan ujaran kebencian selama Pilpres.

"Sehingga tahun politik 2019, kita bisa menjalani semuanya secara lebih tenang, lebih damai. Tentu mafindo ingin ikut serta menjaga kondisi kesatuan dan keutuhan Indonesia yang damai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement