REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal menilai pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali diharapkan menjadi kesempatan emas bagi promosi pariwisata Lombok untuk kembali bangkit pascagempa.
"Saat ini kami terus berupaya agar Lombok bisa menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi para delegasi IMF dan Bank Dunia," kata Faozal di Mataram, Senin (24/9).
Ia mengatakan meski NTB sempat mengalami bencana gempa. Namun secara umum kondisi destinasi wisata di Lombok masih baik dan aman dikunjungi, termasuk untuk pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. "Kita menyiapkan enam paket dan sudah MoU bersama CEO IMF," ujarnya.
Faozal menyebutkan keenam paket tersebut antara lain, paket city tour Kota Mataram, kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, tiga Gili, golf, dan kuliner. "Kita juga telah menyediakan delapan hotel yang siap menjamu para delegasi IMF dan Bank Dunia selama di Lombok," kata Faozal.
Menurut dia, penyelenggaraan pertemuan IMF dan Bank Dunia merupakan kesempatan emas untuk promosi wisata Lombok. "Ini soal trust kepercayaan, kalau IMF kita gagal meyakinkan, dampaknya bagi citra promosi, makanya tetap kita jaga enam paket itu agar tetap terjaga," ucapnya.
Mantan Kepala Museum NTB itu menambahkan sebagian besar hotel di Lombok sudah beroperasi normal pascagempa. Adapun hotel yang belum beroperasi normal karena masih melakukan perbaikan.
Untuk kawasan tiga gili, yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, menurutnya, 80 persen hotel dan homestay mulai berangsur-angsur pulih. Sedangkan, 20 persen lainnya mengalami kerusakan cukup parah.
"Kalau tingkat kunjungan jelas pasti menurun karena gempa. Tapi kalau head to head dengan tahun lalu tentu drop. Untuk jumlah kunjungan sekarang masih kita masih hitung. Namun yang pasti kunjungan wisatawan sudah mulai berjalan, meski belum banyak," katanya.