REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perempuan Indonesia untuk Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin (P-IJMA) Ida Fauziyah menjelaskan alasan kampanye P-IJMA menyasar suara perempuan. Ia mengatakan perempuan memiliki loyalitas yang tinggi dalam memberikan dukungan.
Dengan loyalitas tersebut, ia mengatakan, perempuan dapat memberikan pengaruh kepada orang-orang di dekatnya, termasuk keluarga. “Kenapa perempuan, karena kami meyakini kalau perempuan sudah diambil hatinya maka insya Allah keluarganya suaminya, itu juga insya Allah itu sama dengan perempuan,” kata Ida kepada awak media di Rumah Aspirasi, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
Selain itu, ia mengatakan, jumlah perempuan di Indonesia mencapai 49 persen dari penduduk Indonesia. Kendati demikian, ia menambahkan, jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah pemilih laki-laki di Indonesia.
Ia mengklaim jumlah pemilih perempuan lebih dari 50 persen. Karena itu, ia berpendapat, perlu ada pendekatan secara khusus untuk meraih suara perempuan.
Baca Juga: Gerindra Jelaskan Makna Emak-Emak Bagi Sandiaga Uno
Dia juga mengatakan, di tubuh tim kampanye ada direktorat perempuan yang bertugas untuk membuat strategi untuk mendulang suara perempuan. Ida menjadi direktur perempuan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.
“Ini yang berbeda degan yang lain dan beda dari pilpres tahun lalu karena ada direktorat sendiri. Dan di lapangan yang men-support pemenangan perempuan adalah kelompok ini lintas partai, dari sembilan partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin,” jelas Ida.
Ia menerangkan akan fokus kepada isu-isu perempuan dan anak untuk mendulang suara kepada Jokowi-Ma’ruf Amin. Tak hanya itu, dia juga akan fokus kepada isu kesehatan, ekonomi, dan pendidikan bagi perempuan.
Isu-isu itu meliputi keberlangsungan kesehatan perempuan, angka kematian ibu dan bayi yang harus ditekan, tingkat standard pendidikan, dan peningkatan kesempatan politik perempuan juga diberikan secara luas. “Sekarang kita (perempuan) di DPR baru 17 sekian persen. Harapan kita partisipasi perempuan di ranah politik bisa lebih baik,” jelas Ida.
Baca Juga: Mengadu Perempuan di Kontestasi Politik