Sabtu 22 Sep 2018 14:34 WIB

Underpass Simpang Tugu Bali Urai Kemacetan

Pengerjaan proyek tersebut rampung sebulan lebih cepat.

Petugas melintas di ruas Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, saat uji coba di Badung, Bali, Senin (10/9). Underpass yang dibangun untuk mengurangi kemacetan di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu mulai diuji coba sebelum diresmikan dan dioperasionalkan sekaligus untuk mendukung pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia pada bulan Oktober mendatang.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas melintas di ruas Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, saat uji coba di Badung, Bali, Senin (10/9). Underpass yang dibangun untuk mengurangi kemacetan di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu mulai diuji coba sebelum diresmikan dan dioperasionalkan sekaligus untuk mendukung pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia pada bulan Oktober mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan jalan terowongan atau underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Bali, akan mengurai kemacetan lalu lintas. Diharapkan, jalan tersebut dapat mendukung pengembangan pariwisata setempat.

"Lalu lintas di kawasan ini akan semakin lancar," katanya setelah meresmikan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (22/9).

Menteri Luhut juga mengapresiasi seluruh tim karena pengerjaan proyek itu selesai lebih cepat 1,5 bulan dari target selama 13 bulan. Jalan bawah tanah dengan panjang 700 meter itu sebelumnya ditargetkan rampung pada 20 Oktober 2018 atau selama 390 hari kalender masa pengerjaan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto mengatakan jalan dengan nilai kontrak Rp 168,3 miliar itu diperkirakan akan mengurangi kemacetan sekitar 50 persen. Harapannya, hal itu akan memperlancar lalu lintas khususnya menyambut perhelatan akbar pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, 8-14 Oktover 2018.

Senada dengan Sugiyartanto, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan dibukanya jalan bawah tanah itu sekaligus menjawab kebutuhan transportasi yang tinggi di Pulau Dewata. Hal ini mengingat daerah itu sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata.

Apalagi, kata dia, Bali kerap menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan berskala nasional dan internasional sehingga kelancaran lalu lintas merupakan bagian yang tidak terpisahkan. "Kami betul-betul berharap dukungan kuat dari pemerintah pusat melalui Menko agar kami bisa meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan kualitas infrastruktur," katanya.

Jalan bawah tanah dengan arsitektur khas Bali itu sebelumnya telah melalui proses uji coba oleh Kepolisian Resor Kota Denpasar pada (10/9) sebelum diresmikan. Setelah prosesi peresmian, sejumlah pengendara kemudian menjajal jalan baru yang dikerjakan tiga kontraktor yakni PT Adhi Karya, Nindya Karya dan Wira KSO.

Simpang Tugu Ngurah Rai sebelumnya menjadi salah satu penyumbang kemacetan lalu lintas. Hal ini karena jalur tersebut merupakan titik temu akses Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara dan akses dari Denpasar menuju kawasan Nusa Dua dan sekitarnya.

Baca juga, Luhut: Pendapatan Bali Bertambah Rp 1,4 Triliun 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement