Sabtu 22 Sep 2018 13:33 WIB

Koalisi Yakin Nomor Urut 2 Untungkan Prabowo-Sandi

Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 2 pada Pilpres 2019.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Pendukung pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengangkat papan bertuliskan angka 2 setelah diumumkan nomor urut di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, (21/9).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Pendukung pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengangkat papan bertuliskan angka 2 setelah diumumkan nomor urut di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengundian nomor urut calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah berlangsung pada Jumat (21/9) malam di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan nomor urut 02 untuk Pilpres 2019 mendatang.

Dengan nomor urut 02, koalisi Prabowo-Sandi ini yakin akan mampu mengantarkan Prabowo-Sandi pada gerbang kemenangan. Bahkan mereka memiliki target akan mampu meraup suara masyarakat sebanyak 65 persen mengalahkan pejawat, Presiden RI Joko Widodo.

"Kami yakin akan memenangkan Prabowo-Sandi dikisaran 65 persen," kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Republika pada Sabtu (22/9).

Namun, mengenai startegi seperti apa yang akan dilakukan untuk memperoleh 65 persen suara tersebut, Ferdinand enggan menjelaskan. Menurutnya strategi tim pemenangan tidak boleh dibuka secara umum karena dapat bocor kepada pihak lawan.

"Untuk strateginya, tentu kami tidak bisa buka secara detail. Namanya juga strategi, itu sifatnya tertutup," kata dia.

Yang pasti kata dia, dengan strategi yang telah disiapkan oleh tim pemenangan akan mampu meraup suara masyarakat. Termasuk meraup suara para pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Tapi yang pasti kami akan nol kan suara Jokowi 2019 nanti. Nolkan dalam artian kalahkan," jelasnya.

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochamad Afifuddin meminta semua peserta Pemilu 2019 menghormati masa kampanye. Menurutnya, kampanye pemilu harus menghindari informasi yang saling menjatuhkan.

"Masa kampanye Pemilu 2019 akan dimulai pada Ahad (23/9). Kami harap semua peserta pemilu, tim sukses dan masyarakat sama-sama menghormati dan menjalankan aturan," ujar Afif di Jakarta, Sabtu (22/9).

Dia melanjutkan, peserta pemilu sebaiknya menghindari hal-hal yang dilarang dalam kampanye. "Apa yang boleh dilakukan, ya, dilakukan. Sementara itu, apa yang tidak boleh dilakukan, ya, dihindari. Jangan menimbulkan hal-hal yang saling menjatuhkan. Silahkan bicara soal program-program yang diusung saat berkampanye," jelas Afif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement