Sabtu 22 Sep 2018 13:12 WIB

KIK akan Pecat Jubir Kampanye yang tak Bisa Menjaga Lisan

Anggota tim kampanye dilarang menyulut perpecahan di masyarakat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Pasangan Capres Petahana dan Cawapres, Joko Widodo (Jokowi) (tengah)- Ma'ruf Amin (ketiga kanan) bersama Ketua Tim Kampanye Nasional, Erick Thohir (kedua kiri), Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional, Moeldoko (kiri), Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (kanan) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kedua kanan)  menemui para pendukungnya sebelum mendatangi kantor KPU RI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (21/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pasangan Capres Petahana dan Cawapres, Joko Widodo (Jokowi) (tengah)- Ma'ruf Amin (ketiga kanan) bersama Ketua Tim Kampanye Nasional, Erick Thohir (kedua kiri), Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional, Moeldoko (kiri), Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (kanan) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kedua kanan) menemui para pendukungnya sebelum mendatangi kantor KPU RI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menyatakan siap mencopot kader partai Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf jika tidak bisa menjaga perkataan. Sebab, satu orang anggota tim yang menyulut perpecahan di masyarakat akan merusak suasana Pilpres 2019 yang diharapkan berjalan damai.

Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan, kedua pasangan calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah membawa pesan damai dari pernyataan dan gestur yang ditampilkan. Pesan itu harus diamini dan diimplementaskan oleh kedua kubu hingga ke akar rumput.

“Kita komitmen untuk diganti saja kalau nanti ada yang tidak bisa menjaga sikap,” kata Lukman kepada Republika.co.id, Sabtu (22/9).

PKB, lanjut Edy, telah meminta kepada seluruh kader untuk mewujudkan pilpres tahun depan lebih maju dari pada pemilu sebelumnya. Sebab, masyarakat saat ini mulai kritis dan bisa menilai mana pihak yang memiliki gagasan konkret dan mana yang sekadar menyebar hawa negatif.

Ia mencontohkan, seperti kader PKB Farhat Abbas yang akhirnya batal dijadikan juru bicara karena sering membuat heboh. Alhasil, Farhat juga tidak dimasukkan dalam struktur TKN dan diminta fokus untuk mengurus internal PKB bidang advokasi.

Selain kader partai, pihak yang paling menentukan suasana pilpres adalah para juru bicara maupun juru kampanye dari masing-masing tim. Sikap dan cara kampanye yang akan dilakukan mereka akan ditiru langsung oleh relawan. Menurut Edy, satu pernyataan negatif yang keluar dari para jubir dan jurkam, maka dampaknya akan sangat besar kepada simpatisan.

“Nanti masyarakat yang akan memberikan kartu merah, kartu kuning, atau kartu hijau. Masyarakat yang akan menjadi wasit dari kedua tim,” tutur dia.

Wakil Ketua TKN Arsul Sani mengatakan, timnya tengah mematangkan cara dan narasi kampanye oleh internal tim. Hal itu dinilai penting karena menentukan psikologis para simpatisan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin ketika melakukan kampanye di daerah masing-masing.

“Sampai akhir bulan ini kita selesaikan dahulu sosialisasi kampanye di internal kita,” kata Arsul.

Arsul mengatakan, setelah internal TKN KIK sudah satu pemahaman, maka selanjutnya relawan-relawan Jokowi-Ma’ruf di seluruh Indonesia akan disosialisasikan secara berkala agar bisa menjaga sikap. Terutama dalam menghadapi kemungkinan isu yang menyesatkan serta menjaga emosi ketika sedang berkampanye.

Capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf pada saat pengambilan nomor urut di Gedung KPU, Jumat (21/9) malam menyerukan pesan damai kepada masyarakat dalam menyambut Pilpres 2019. Arsul mengungkapkan, pesan itu sejatinya telah disampaikan oleh pejawat semenjak koalisi sembilan partai mulai terbentuk.

Baca Juga: Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Siap Dikritik

Masing-masing partai terlebih dahulu telah melakukan orientasi kepada seluruh calon legislatif peserta Pemilu 2019. Dimulai dari tingkat DPRD kota/kabupaten hingga provinsi serta DPR RI. Saat pembekalan itulah, masing-masing partai politik memberikan materi dan teknik kampanye dengan cara damai.

“Termasuk bagaimana merespon hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian dengan bijak, Bukan dengan dilawan dengan memaki tapi meluruskan informasi yang beredar,” kata dia.

Setelah caleh parpol diberikan peringatan, selanjutkan jajaran partai non caleg juga ditegaskan untuk tidak menjadi oknum yang membuat situasi menjadi gaduh. Maka dari itu, kini TKN fokus untuk mematangkan strategi kampanye para anggota dan kemudian merangkul para relawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement