Rabu 19 Sep 2018 17:49 WIB

Purwakarta Kekurangan 5.023 ASN

Kuota yang diperoleh Purwakarta hanya 350 peserta.

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Friska Yolanda
Suasana Polres Metro Jakarta Selatan dipenuhi oleh masyarakat yang ingin mengurus SKCK untuk keperluan pendaftaran CPNS, Rabu (19/9).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Suasana Polres Metro Jakarta Selatan dipenuhi oleh masyarakat yang ingin mengurus SKCK untuk keperluan pendaftaran CPNS, Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengakui kekurangan 5.023 aparatur sipil negara (ASN). Karena itu, daerah yang terkenal dengan Satai Marangginya ini, mengusulkan supaya kekurangan itu bisa dipenuhi mengingat tahun ini pemerintah pusat melakukan rekrutmen ASN secara besar-besaran.

Kabid Pengadaan Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Purwakarta, Muhtar Lutfi, mengatakan, kebutuhan ASN di Purwakarta mencapai 5.023 pegawai. Akan tetapi, realisasinya bergantung kuota dari pusat. Karena itu, pada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) kali ini, pihaknya berharap supaya kuota untuk Purwakarta lebih besar.

"Kami mendengar selentingan kabar kalau kuota buat Purwakarta antara 317-350 pegawai," ujar Muhtar, Rabu (19/9).

Jika benar kuotanya di kisaran 300 pegawai atau sekitar enam persen dari kebutuhan, lanjut Muhtar, kekurangan ASN ini sangat besar. Namun demikian, Purwakarta menerima jumlah tersebut karena wilayah lain pun jumlahnya tak jauh berbeda.

Pengajuan CPNS untuk semua instansi. Dinasnya telah berupaya memperjuangkan penerimaan CPNS di Purwakarta sesuai usulan. Sebab, tenaga honorer di Purwakarta jauh lebih banyak dari yang diterima oleh pemerintah pusat.

Rekrutmen CPNS 2018 ini hanya bisa diikuti oleh peserta yang berusia 18-35 tahun. Batasan usia itu, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017.

"Itu aturannya, jika warga ingin mencoba silakan, terutama bagi honorer,"ujarnya.

BKPSDM telah melakukan simulasi pendaftaran CPNS ke sejumlah instansi sejak Juli 2018 kemarin. Simulasi tersebut, nampaknya diapresiasi. Sebab selain tenaga honorer, masyarakat umum pun banyak yang mengikuti simulasi yang menggunakan CAT tersebut termasuk pendaftaran CPNS.

Dirinya pun meminta pendaftar, baik tenaga honorer maupun masyarakat umum, mempersiapkan berkas-berkas dan persyaratan termasuk kembali belajar mengingat seleksinya cukup ketat. Selain itu, jangan sampai terbujuk rayu calo. 

"Karena, rekrutmen CPNS yang mengadakan pusat. Jika ada pihak yang menawarkan jasa bisa meloloskan, harap diwaspadai," ujarnya.

Sementara itu, Imam Munandar (34) salah seorang tenaga honorer di Pemkab Purwakarta, mengaku, dirinya akan mengikuti seleksi CPNS ini. Apalagi, dirinya sudah lebih dari 10 tahun menjadi tenaga honorer di pemkab.

"Semoga ada rezekinya. Apalagi, anak dan isteri sangat berharap, saya bisa jadi PNS," ujar ayah dua anak ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement