REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Solahudin Uno menyambangi Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9). Sandi diterima langsung oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Saya sampaikan masalah kita sementara ini bukan cuma sekadar teknis ekonomi hal-hal yang sifatnya teknorasi tapi masalah utama kita berbangsa dan bernegara ini terkait dengan ekonomi itu sebetulnya terkait dengan kepemimpinan ekonomi yaitu miskin integritas," jelas Dahnil di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).
Maka dengan demikian, kata Dahnil, masalah utamanya adalah intergritas kepemimpinan ekonomi. Sebagai contoh, setiap oposisi kalimatnya pasti sama yakni lawan impor, begitu juga ketika Joko Widodo (Jokowi) ingin mencalonkan diri sebagai presiden empat tahun lalu.
Sekarang, kata Dahnil, giliran Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga meneriakkan narasi yang sama. Sehingga, narasi itu dianggapnya sebagai kalimat standar.
"Tapi ada yang satu tadi saya tagih ke Mas Sandi, yang paling penting itu bukan diksi lawan impornya, tapi sejauh mana calon pemimpin itu punya integritas, untuk melawan bandit politik yang ada dibelakang mafia-mafia impor itu," tambahnya.
Menanggapi itu, Sandi menganggap tentangan Dahnil tersebut sebagai satu kesempatan untuk memberikan penegasan bahwa pihaknya berani. Apalagi, Sandi juga pemerintahan yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas yang akan mengambil posisi tegas di bidang kebijakan-kebijakan ekonomi, publik yang berpihak kepada rakyat.
"Kebetulan saya latar belakangnya ekonomi. Saya ingin kebijakan ke depan akan melahirkan pemerintahan yang kuat yang tegas tidak akan terombang-ambing dengan kepentingan yang tidak sesuai dengan kepentingan nasional," tegasnya.
Selanjutnya, Sandi menilai Muhammadiyah sudah mewarnai gerakan anak-anak muda. Dia ingin semuanya berlomba-lomba melakukan perbaikan di Indonesia dengan tiga pilar.
Ketiga pilar itu adalah mencerahkan, diharapkan kegiatan kampanyenya kedepan mencerahkan. Kemudian menggerakkan dan menggembirakan.
"Buat saya itu penting sekali, itu juga petuah yang disampaikan oleh PP Muhammadiyah dan tadi juga digaungkan oleh Bung Dahnil," tutur Sandi
Menurut Sandi, pemerintahan yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas harus berani, bukan hanya mengerti terhadap apa yang terjadi di dunia ekonomi. Tapi berani untuk mengimplentasi menahkodai mengambil kontrol kebijakan ekonomi sehingga tidak tersandera lagi tadi yang disebut bandit-bandit politik.