Jumat 14 Sep 2018 03:00 WIB

Prabowo: Saya Merasa Nyaman dengan NU dan Islam Moderat

Prabowo bersilaturahim ke rumah Keluarga Gus Dur di Ciganjur, Jakarta.

Bakal calon Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Bakal calon Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres), Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya nyaman dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan kelompok Islam moderat yang berdiri di atas tradisi Indonesia dan menghormati semua agama, ras, suku, dan budaya. Hal itu diungkapkan Prabowo seusai berkunjung ke kediaman keluarga almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta, Kamis (13/9).

"Kami tadi diskusi tentang demokrasi, kondisi negara dan juga Islam, kami saling bertanya dan saya menyatakan merasa nyaman dengan NU dan Islam yang moderat," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan, dalam pertemuan yang berlangsung 1,5 jam lebih itu, dirinya mendapatkan pertanyaan apakah dirinya mendukung gerakan yang akan mengubah Pancasila dan mendukung sistem khilafah. Prabowo menegaskan, bahwa dirinya sebagai prajurit TNI, sumpahnya adalah membela Tanah Air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dia menilai propaganda yang menyebutkan dirinya pro terhadap sistem khilafah merupakan isu yang picik dan berbahaya karena rakyat bisa terpengaruh. "Jadi saya sudah berkali-kali mempertaruhkan nyawa untuk Pancasila dan NKRI, tidak mungkin saya akan keluar dari sistem Pancasila dan NKRI," ujarnya.

Prabowo mengatakan ingin menegakkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen jadi bukan Pancasila dan UUD 1945 dipakai sebagai mantra, tapi dijalankan. Dia menilai, kalau Pancasila dan UUD 1945 dijalankan dengan benar maka ekonomi Indonesia akan kuat.

Dia menjelaskan, dirinya melanjutkan perjuangan dan pengabdian melalui partai politik setelah keluar dari tentara, yaitu Partai Gerindra dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) berasaskan Pancasila. Dan sumpah kader untuk mempertahankan Pancasila dan UUD 1945.

Istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid mengatakan dirinya berpesan agar Pemilu 2019 harus dijadikan ajang kerukunan bagi semua anak bangsa, bukan sebagai ajang saling hujat atau menjelek-jelekan dan mencaci maki sesama anak bangsa. Dia menilai tujuan Pemilu adalah membangun NKRI dan merekatkan tali persaudaraan.

"Kalau ditanya pesan politik saya, ya itu pesannya," ucap Sinta.

Selain itu, Sinta mengatakan keluarga Prabowo dengan keluarga Gus Dur sangat dekat dan kedekatan itu sudah terjalin sejak lama. Dia menceritakan orang tua Prabowo sangat mengagumi sosok Wahid Hasyim sehingga memberi nama Hasyim kepada salah satu anaknya, yaitu adik Prabowo diberi nama Hasjim Djojohadikusumo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement