Selasa 11 Sep 2018 20:33 WIB

Mahfud MD Belum Tentukan Dukungan

Mahfud mengaku hubungan dengan kedua kubu masih terjalin baik.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Muhammad Hafil
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD mengaku belum memutuskan dukungan dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. Ia mengatakan, hubungannya dengan kedua pasangan calon masih harmonis hingga saat ini.

Ia mengatakan, sudah menentukan pilihannya kepada salah satu pasangan. Namun, dirinya tak mau memberitahukan pilihan itu agar tidak memengaruhi masyarakat lainnya.

"Tidak harus diumumkan ya biar gak mempengaruhi orang sekitar. Sekurang-kurangnya saya belum mengumumkan sekarang tapi saya pasti memilih," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/9).

Mahfud menegaskan, setiap orang punya pilihannya sendiri, begitu pula dengan dirinya. Sebagai warga negara Indonesia, lanjut dia, setiap orang harus berkontribusi dalam pemilu agenda konstitusi negara tetap berjalan dengan lancar.

"Pemilu harus berlangsung dan harus ada yang terpilih. Makanya saya katakan memilih yang lebih baik di antara yang baik atau memilih yang lebih sedikit jeleknya di antara yang sama-sama kurang baik, kan bisa aja," kata dia.

Mahfud sendiri mengaku sudah tak memiliki masalah dengan KH Ma'ruf Amin. Menurut dia, sikap yang disampaikan setelah tak dipilih sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) oleh Joko Widodo bukanlah bentuk permusuhan.

"Saya hanya menjelaskan sikap atas sikap beliau dan begitu saya ngomong ya selesai. Gak usah dicampur," jelasnya.

Ia mengatakan, hubungannya dengan kiai Ma'ruf sudah terjalin lama. Bahkan, kata dia, Ma'ruf pernah membantu dirinya membuatkan iklan layanan masyarakat.

Selain itu, Mahfud mengaku masih sering berjunjung ke kediaman kiai Ma'ruf. "Jadi memang teman, teman baik. Saya juga sering ke rumahnya, ke kantornya, bahkan juga pernah ceramah di sana. Tidak ada permusuhan apapun," kata dia.

Menurut Mahfud, rugi jika jalinan pertemanan harus putus hanya karena agenda lima tahunan seperti Pemilu. Padahal, ada agenda yang lebih besar, yaitu menjaga keutuhan bangsa. Pasalnya, bangsa Indonesia ini untuk selamanya, sedangkan Pilpres hanya berlangsung lima tahun sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement