REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno menilai saat ini Erick Thohir berada dalam posisi yang serba salah. Wacana yang memunculkan nama Erick sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin membuat pengusaha itu dilema memilih fokus di dunia bisnis atau politik.
Sandiaga menambahkan, Erick merupakan sahabatnya sejak belia. Artinya, secara otomatis Ketua Inasgoc itu akan menjadi lawan politiknya jika menerima posisi ketua TKN.
"Saya yakin posisi Pak Erick susah sekali. Di satu sisi teman, satu sisi perintah," kata dia di Posko Sahabat Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/9).
Meski begitu, Sandi yakin kehadiran Erick di kubu Jokowi-Ma'ruf akan memberi pengaruh signifikan. Sosok Erick, menurutnya, merupakan pengusaha hebat yang mengerti kondisi perekonomian Indonesia.
Karena itu, kehadiran Erick nantinya akan membuat diskursus ekonomi antarkedua kubu akan semakin menarik. Ia menilai Erick merupakan sosok yang mengepalai banyak usaha dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
"Saya yakin beliau sangat arif bijaksana, beliau pengusaha yang sukses. Saya doakan pokoknya ekonomi Indonesia bisa bergerak dengan baik," ujar dia.
Sandiaga mengenang, sejak kecil sudah mengenal baik sosok Erick. Dari sekolah dasar Erick sudah menjadi teman bermain basket, bersahabat di perguruan tinggi, hingga sama-sama membangun usaha.
"Istri kita arisan bareng, pengajian bareng. Anak-anak kita masih bersahabat juga. Pak Erick mitra saya satu klub bola basket Satria Muda," kata dia.
Karena itu, Sandiaga sulit menerima keberpihakan Erick kepada lawan politiknya. Lebih dari itu, keputusan Erick merupakan pilihannya untuk Indonesia.
"Apa yang dia inginkan ekonomi Indonesia lebih baik. Dan kita tidak ingin memecah-belah," kata dia.