REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan masyarakat agar tak berprasangka buruk dan curiga terhadap sesama maupun kepada pemimpin negara. Hal ini disampaikannya saat berkunjung ke pondok pesantren Amanatul Ummah, Kabupaten Mojokerto.
"Jangan sampai, gak boleh yang namanya kita ini gampang curiga, gampang berprasangka tidak baik. Apalagi kalau pas pilihan bupati, walikota, gubernur, presiden, berpasangka tidak baik, curiga," kata Jokowi di ponpes Amanatul Ummah, Kamis (6/9).
Jokowi juga mengatakan, pentingnya masyarakat menumbuhkan sikap toleransi dengan masyarakat lainnya mengingat Indonesia merupakan negara yang majemuk. Selain itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan Islam dan kebangsaan. Ia pun meminta masyarakat untuk terus mengembangkan pikiran positif dan penuh kecintaan sehingga menimbulkan sikap optimisme.
Di ponpes ini, sebelumnya Jokowi melakukan pertemuan internal terlebih dahulu dengan para kiai dan ulama. Tak hanya mengunjungi ponpes Amanatul Ummah, Presiden juga mengunjungi para kiai dan ulama di Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Kabupaten Sidoarjo.
Di pondok pesantren ini, Presiden juga mengingatkan agar masyarakat turut menjaga persatuan dan kerukunan. Menurut dia, persatuan merupakan aset terbesar bangsa Indonesia.
"Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan. Kalau kita gak rukun gak bersatu bahaya sekali," ujar Jokowi.
Karena itu, di pilpres 2019 nanti, Presiden mengingatkan masyarakat agar tak mempermasalahkan perbedaan pilihan. "Itu aset terbesar bangsa ini. Ya sudah coblos yang paling baik, rukun kembali. Pilihan presiden pilih paling baik, rukun kembali," tambahnya.
Saat berkunjung ke pondok pesantren Amanatul Ummah dan ponpes Progresif Bumi Shalawat, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.