REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengirimkan sebanyak 1.000 tenda. Tenda ini akan dijadikan lapak sementara bagi pedagang di pasar tradisional yang rusak akibat gempa bumi.
Kepala Dinas Perdagangan NTB HJ Putu Selly Andayani, di Mataram, NTB, Kamis, mengatakan surat permintaan ribuan tenda tersebut sudah dikirim ke Jakarta melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN), Kemendag. "Mudah-mudahan ribuan tenda yang kami minta segera sampai agar secepatnya didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak gempa," katanya.
Sebelumnya, kata Selly, Kemendag sudah mengirimkan sebanyak 100 unit tenda. Namun gempa bumi susulan skala besar masih terjadi dan merusak bangunan pasar tradisional di Kecamatan Pemenang, Tanjung, dan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Sejumlah pasar tradisional di Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, yang berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara, juga mengalami kerusakan sehingga tidak aman bagi para pedagang.
Ia menambahkan kerusakan juga terjadi di beberapa pasar tradisional di Kota Mataram, seperti di Kelurahan Dasan Agung, dan pasar tradisional Kebon Roek Ampenan yang berada di bagian utara Kota Mataram. Hingga saat ini para pedagang masih berjualan di area parkir karena struktur bangunan pasar dinyatakan tidak aman untuk digunakan.
Ribuan tenda tersebut, kata Selly, akan didistribusikan ke tujuh kabupaten/kota yang terdampak gempa, yakni Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Sumbawa, serta Kota Mataram. Pihaknya juga akan memberikan tenda kepada para pedagang yang kehilangan lapak akibat kebakaran pasar tradisional Renteng di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, dan pasar tradisional Narmada di Kabupaten Lombok Barat.
"Nanti satu unit tenda bisa dipakai beberapa pedagang secara bersama-sama. Secara teknis dinas perdagangan kabupaten/kota bersama kepala pasar yang mengatur pemanfaatannya," ujar Selly.
Terkait dengan perbaikan bangunan pasar tradisional yang rusak, ia mengatakan akan dilakukan melalui program revitalisasi pasar tradisional dengan dana bersumber dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag. Saat ini, lanjut Selly, Kemendag sedang membahas upaya rehabilitasi seluruh pasar tradisional di NTB, yang mengalami kerusakan akibat rentetan gempa bumi berkekuatan di atas 6 hingga 7 Skala Richter sejak 29 Juli hingga 19 Agustus 2018.
"Ada 20 pasar tradisional yang mengalami kerusakan berat dan sedang, sebagian besar di Kabupaten Lombok Utara. Itu di luar dua pasar tradisional yang terbakar," katanya.