Rabu 05 Sep 2018 23:38 WIB

Warga dan TNI Gotong Royong Bersihkan Puing di Lombok Barat

Warga berterima kasih karena mendapat bantuan yang meringankan beban.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
TNI bersama warga terdampak gempa membersihkan puing bangunan rumah akibat gempa di Dusun Lendang Bajur, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Rabu (5/9).
Foto: dok. Kogasgabpad
TNI bersama warga terdampak gempa membersihkan puing bangunan rumah akibat gempa di Dusun Lendang Bajur, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Keterbatasan alat berat untuk membersihkan puing bangunan rumah yang runtuh akibat gempa menjadi salah satu kendala dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, hal ini tidak menjadi penghalang bagi warga terdampak gempa yang memiliki semangat kuat untuk kembali bangkit dan hidup normal kembali.

Bersama para prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), warga di Dusun Lendang Bajur, Desa Gunungsari, Kecamatan  Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, bahu membahu membersihkan puing bangunan rumah maupun fasilitas umum seperti sekolah dan masjid yang rusak dihantam gempa.

Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) Mayjen TNI Madsuni mengatakan, para prajurit tidak sekadar melakukan pembersihan puing, namun juga merobohkan bangunan rumah dan sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat akibat gempa.

"Sebelum dirobohkan, sesuai kesepakatan dengan warga, aliran listrik diputus terlebih dahulu untuk menghindari konsleting listrik," kata Madsuni di Dusun Lendang Bajur, Lombok Barat, NTB, Rabu (5/9).

Kepala Dusun Lendang Bajur, Hamdi (46), mengatakan total rumah rusak yang ada di kampungnya mencapai 800 rumah. Ia bersyukur, tidak ada satu pun warganya yang meninggal dunia akibat gempa. Kebanyakan warganya mengalami luka ringan, dan enam warga mengalami luka berat akibat tertimpa reruntuhan rumah. Hamdi juga bersyukur adanya bantuan tenaga dan alat berat dari TNI dalam pembersihan puing bangunan.

Alhamdulillah kita sangat bersyukur dengan datangnya aparat dari TNI, pemerintah, relawan, jadi beban ini terasa ringan. Apalagi saat membersihkan puing, coba kalau kita pakai manual susah kita, untung ada alat berat jadi lebih ringan," ujar Hamdi.

Ia mengatakan, alat berat milik TNI baru lima hari berada di dusun Lendang Bajur lantaran sebelumnya membantu membersihkan puing di dusun yang lain. Pola gotong royong ini, kata dia, sangat bermanfaat dan mempercepat proses pemulihan.

"Kita bekerja bersama dengan anggota, istirahat dan makan bersama sama. Alhamdulillah sampai sekarang sudah tujuh rumah yang sudah dirobohkan, di RT 1 ini tinggal tiga rumah lagi," kata Hamdi.

Ke depan, lanjutnya, warga berharap bisa dibuatkan rumah hunian sementara (huntara) sembari menunggu bantuan dari pemerintah untuk kembali membangun rumah. Hamdi juga memiliki harapan agar sekolah yang rusak bisa segera diperbaiki agar anak-anak dapat kembali sekolah.

"Tanah wakaf bisa kita manfaatkan untuk membuat rumah sementara di sana, karena sudah dirasa aman ada juga warga yang sudah membuat tenda darurat di atas tanahnya yang sudah dibersihkan sepulang mereka dari tempat pengungsian," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement