Senin 03 Sep 2018 07:23 WIB

Kampanye yang Dilarang Saat Jokowi Kunjungi Lombok

Jokowi menyerahkan bantuan dana perbaikan 5.293 rumah rusak akibat gempa Lombok.

Rep: Muhammad Nursyamsi, Dessy Suciati Saputri, Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Ahad (2/9) menyerahkan bantuan renovasi rumah korban terdampak gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penyerahan bantuan untuk 5.293 rumah dalam bentuk tabungan dilakukan di Kelurahan Pemenang Baru, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Jokowi menginginkan agar masyarakat tetap bergotong royong dan memanfaatkan bahan-bahan bangunan yang masih bisa dipakai. Sehingga harapannya, dana bantuan yang diberikan pemerintah akan betul-betul cukup untuk membangun rumah kembali.

"Kita ingin agar rumah-rumah yang ada ini dibangun secepat-cepatnya. Oleh sebab itu semuanya harus bekerja keras, gotong royong, karena kita ini sebentar lagi akan masuk musim penghujan. Paling tidak ada konstruksi jadi atapnya sudah bisa dibangun, sehingga bisa dipakai untuk berteduh kembali apabila musim hujan sudah datang," ucapnya, dalam keterangan resmi, Ahad.

Adapun nilai bantuan dalam bentuk tabungan yaitu, Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rumah rusak ringan. Jokowi pun menitipkan agar dana tersebut betul-betul digunakan untuk pembangunan rumah.

"Kalau nanti bangunnya ini sudah selesai betul dan ternyata tidak sampai Rp 50 juta untuk bangunnya, tidak sampai Rp 25 juta yang rusak sedang, ya alhamdulilah. Silakan untuk kepentingan yang lain, tapi prioritas yang pertama adalah untuk rumah," ujarnya.

Jokowi menyampaikan bantuan pembangunan rumah merupakan uang negara. Oleh karenanya, ia akan memeriksa kembali apakah uang bantuan telah digunakan untuk membangun rumah atau tidak.

"Tetap ada pertanggungjawaban akan dicek, nanti rumah tidak jadi duitnya sudah tidak ada. Hati-hati jangan sampai dipakai yang lain. Rumah enggak jadi, malah punya sepeda motor baru, harus rumahnya jadi dulu," lanjutnya.

Oleh karena itu, meski warga telah mendapatkan buku tabungan bantuan rumah,  namun warga tidak serta bisa mengambil seluruh uangnya tanpa ada pendampingan dari pemerintah.

"Nanti ada mekanisme ambil uangnya. Sudah dapat tabungan langsung diambil semua, enggak bisa, nanti enggak dipakai beli semen atau pasir malah yang lain, bantuan ini fokus pada bangun rumah kembali," kata dia.

Jokowi mengatakan, persiapan dilakukannya pembangunan rumah, dan rekonstruksi fasilitas baik sekolah, puskesmas, dan rumah sakit, telah dimulai. Jokowi juga menyampaikan agar rumah yang dibangun kembali dilakukan dengan konsep rumah tahan gempa.

Karena itu, pembangunan rumah yang dilakukan oleh masyarakat akan tetap didampingi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan dibantu TNI-Polri.

"Kita tahu di sini pernah juga gempa besar yaitu tahun 1979 pernah mengalami hal seperti ini. Artinya apa? Rumah-rumah yang dibangun nantinya harus rumah tahan gempa, sehingga kalau ada gempa lagi, rumahnya tetap tidak ada masalah," lanjutnya.

"Kita bersyukur, sebagai bentuk wujud kesyukuran, kita berharap di periode nanti beliau jadi presiden kita lagi." Raden Ratnadi, warga Lombok Utara

Seorang warga asal Karangkates, Lombok Utara, Raden Ratnadi, mengaku gembira dengan kedatangan Jokowi dan juga bantuan rehabilitasi rumah warga yang rusak. Namun, menurutnya, ada juga yang kecewa.

"Alhamdulillah kami gembira dengan bantuan itu tapi ada sebagian yang belum menerima, termasuk saya. Permasalahannya yang nerima bantuan cash ini gembira, yang belum ada, kecewa," ujarnya.

Penyataan ini langsung disanggah Jokowi. Menurut Jokowi, bantuan rumah pada saat baru bisa diberikan kepada 5.293 warga karena proses verifikasi rumah rusak masih berjalan.

"Memang belum semua karena baru mulai, kira-kira ada 71 ribu (rumah rusak), yang diverifikasi baru 19 ribu," kata Jokowi.

Mendapat jawaban ini, Raden mengaku lega. Ia bahkan mendoakan agar Jokowi kembali terpilih pada pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2019.

"Kita bersyukur, sebagai bentuk wujud kesyukuran, kita berharap di periode nanti beliau jadi presiden kita lagi," kata Raden.

Jokowi terlihat kaget dengan pernyataan dukungan Raden. Ia pun kembali menyela omongan Raden.

"Sebentar-sebentar, yang ini enggak boleh, karena ini kampanye enggak boleh," jawab Jokowi disambut tepuk tangan warga.

Warga Madain, Lombok Timur, Kadri, juga mengucapkan terima kasih atas perhatian Jokowi. Menurutnya, 60 persen warga Madain telah menerima bantuan.

"Yang saya mau tanyakan soal pembuatan rumah, warga kami takut rumah batu dan tembok, mereka akan bangun rumah bedek (gedek), apakah bisa?" tanya Kadri.

Jokowi mempersilakan warga membangun rumah dengan gaya dan bahan apa pun, asalkan memenuhi kaidah konstruksi yang tahan gempa. "Untuk konstruksi harus tahan gempa, nanti didampingi Kementerian PUPR, soal dinding mau pakai bata silakan, pakai kayu, gedek enggak apa-apa. Yang paling penting rumahnya harus rumah tahan gempa," kata Jokowi.

Baca juga: Akankah Pemerintah Tiru Konstruksi Rumah Suku Sasak?

[video] Target Enam Bulan Selesaikan Rumah Rusak di Lombok

Lima kota/kabupaten

Berdasarkan siaran pers yang dirilis BNPB, 5.293 warga yang mendapatkan dana stimulan dari pemerintah yakni Kabupaten Lombok Barat (359), Kabupaten Lombok Utara (1.353), Kabupaten Lombok Timur (2.782), Kabupaten Lombok Tengah (779),  dan Kota Mataram (20). Total nilai bantuan mencapai Rp 264 miliar.

"Masing-masing rumah rusak berat diberikan stimulus Rp 50 juta. Bantuan langsung ditransfer oleh Pemerintah dan masyarakat menerima dalam bentuk tabungan BRI," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Ahad (2/9) malam.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, dana bantuan rekonstruksi rumah diserahkan kepada korban terdampak dari empat kabupaten dan satu kota, yaitu Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kota Mataram. Sedangkan untuk Sumbawa dan Sumbawa Barat, masih dalam proses verifikasi.

"Yang menerima bantuan stimulan adalah hasil dari verifikasi tim bahwa rumahnya benar-benar rusak berat dan itu sudah di-SK-kan oleh bupatinya masing-masing. Oleh karena itu, berdasarkan SK itu maka pemerintah menyalurkan bantuan stimulan yang tadi saya katakan untuk rumah rusak berat adalah Rp 50 juta," kata dia.

Willem menargetkan pada akhir September ini pembersihan puing-puing rumah sudah selesai. Meski demikian, masyarakat sudah dapat memulai pembangunan rumah kembali meski belum menerima dana bantuan dari pemerintah.

"Saya lihat di beberapa tempat yang sangat positif adalah masyarakat mulai membangun sendiri rumahnya," ujarnya.

Meskipun pemerintah sendiri menargetkan sekitar 7-8 bulan dari sekarang, ia optimistis pemulihan bisa lebih cepat selesai. "Contoh seperti di Sumbawa Barat mereka punya Perda gotong royong untuk membangun rumah ini dan mereka yakin dalam tiga bulan mereka akan berhasil membangun semua rumah-rumah yang rusak," ujar dia.

photo
Rentetan Gempa Lombok

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement