REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 atmsofer ganti presiden merambah ke dunia kampus. Contohnya, ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ciputat, Tangerang Selatan, meneriakkan ganti presiden saat Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan wejangan.
Dalam sambutannya, Zulkifli mengatakan bahwa pada Pilpres 2019 nanti hanya ada dua pilihan, yaitu meneruskan presiden saat ini atau menggantinya. Namun, ia menegaskan bahwa apa yang disampaikannya bukan bentuk kampanye.
"Jadi kalau disuruh memilih apakah mau lanjut atau ganti (presiden)?" tanya Zulkifli yang dijawab secara serentak dengan jawaban ganti presiden oleh para mahasiswa, Rabu (29/8).
Meski demikian, Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI itu berharap mahasiswa UMJ tetap bersatu, walaupun kondisi politik di luar sedang memanas. Dia juga mengkritisi keadaan ekonomi Indonesia yang kurang baik.
Di antaranya adalah meroketnya keutuhan pokok, tentunya juga berdampak kepada mahasiswa, karena biaya kuliha juga ikut terkena imbasnya. "Ini adalah tahun politik, kalau di luar sana panas tetapi di sini di UMJ, kita adem adem saja," tambahnya.
Sementara itu, calon presiden, Sandiaga Uno yang turut memberikan wejangan meminta agar para mahasiswa sebagai generasi muda tidak boleh baperan (bawa perasaan). Justu harus menjadi yang akan memastikan Indonesia di masa depan, kita adalah generasi zaman now.
Apalagi Indonesia, kata Sandi, Indonesia memiliki bonus demografi karena lebih setengah dari rakyat Indonesia adalah generasi milenial yang berada dalam usia produktif. "Karakteristik generasi zaman now, usia produktif harus kita maksimalkan, jangan kita mbosenin," kata Sandi.
Hadir dalam kesempatan itu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Rektor UMJ Saiful Bachri.