Selasa 28 Aug 2018 07:07 WIB

Utang Saat Jadi Wagub DKI dan Permintaan Maaf Sandiaga

Sandiaga Uno telah membacakan surat pemberhentiannya sebagai Wakil Gubernur DKI.

Rep: Sri Handayani, Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno membacakan surat pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno membacakan surat pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Salahuddin Uno, pada Senin (27/8) membacakan surat pemberhentian dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta di hadapan anggota DPRD dan jajaran SKPD Pemprov DKI Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, ia mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh warga Jakarta.

“Saya juga mohon maaf tidak bisa menjalankan amanah lima tahun ke depan,” ujar dalam pidato pernyataan pengunduran dirinya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (27/8).

Sidang Paripurna dalam rangka pembacaan surat pernyataan berhenti sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut berlangsung kurang dari satu jam. Ia datang bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Sekda DKI Jakarta Saefullah, beberapa pejabat Pemprov DKI lainnya.

Pada awal pidatonya, Sandiaga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Jakarta yang sudah memberikan kepercaan kepada dirinya dan Gubernur Anies Baswedan untuk menjabat selama lima tahun. Namun, sejalan dengan perkembangan dinamika politik di tingkat nasional, ia terpilih sebagai bakal cawapres dari Koalisi Partai Gerindra berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Dengan tidak menunda tugas dan kedinasan, saya berinisiatif mengajukan surat pemberhentian tanggal 9 Agustus kepada Gubernur DKI Jakarta untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Sandiaga.

Sandiaga Salahuddin Uno mengundurkan diri dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah 10 bulan menjabat. Surat itu disampaikan Sandiaga setelah mengikuti deklarasi bersama bakal calon presiden (capres) RI Prabowo Subianto pada Kamis (9/8).

Bersama Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik, Sandiaga menyerahkan surat tersebut ke Ruang Gubernur pada Jumat (10/8). Surat itu diterima langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan ditindaklanjuti oleh anggota DPRD DKI Jakarta supaya bisa diberitahukan pada Kementerian Dalam Negeri.

Seusai pidato di hadapan DPRD DKI Jakarta, kepada wartawan, Sandiaga mengakui dirinya masih berutang untuk menjalankan program-program pembangunan di DKI Jakarta. Sebab, dirinya baru menjalankan peran sebagai Wakil Gubernur hanya selama 10 bulan.

“Semua program berutang, karena kan program kami lima tahun. Saya baru jalani 10 bulan,” kata Sandi kepada awak media di Balai Kota, Senin (27/8).

Namun, dirinya menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tidak mengeluhkan perihal program-program apa yang memberatkan Anies selepas ditinggal oleh Sandi. Dia hanya menyebut, Anies harus bekerja lebih kuat.

“Tidak ada, dia (Anies) bilang sekarang ya harus double saja karena tidak ada wagub. Nunggu Wagub ditunjuk yang baru. Beliau harus kerja dua kali lebih kuat,” ungkap dia.

Oleh sebab itu, dirinya berharap Anies dan juga Pemprov DKI dapat melaksanakan dan menyelesaikan program-program yang masih tersisa. Dia juga meminta media untuk terus mengingatkan program-program yang harus diwujudkan.

Namun, dia menyebut tak lagi berkoordinasi dengan Anies perihal program-program untuk DKI Jakarta. Menurutnya, dirinya telah memiliki tugas baru.

“Saya sudah punya tugas baru sekarang. Nanti kalau setelah penetapan Insya Allah nanti tanggal 20 September pasti akan disibukkan untuk penyusunan tim, penyiapan program-program menyapa seluruh rakyat Indonesia dan itu kan dari Sabang sampai Merauke,” kata dia.

Oleh sebab itu, dia berkonsisten untuk berhenti dari jabatan Wagub DKI. Tujuannya, agar tidak ada politisasi di Pemprov DKI.

“Saya ingin DKI ini menjadi tentunya yang terbebas dari beban politik. Pak Anies bisa bekerja langsung. Sebentar lagi akan ada proses penunjukan wakil dan mereka bisa nggak bisa ikut agenda politik nasional,” jelas Sandi.

Baca juga:

Kenangan di Balai Kota

Sandiaga mengaku punya banyak kenangan yang akan dirindukan selama bekerja 10 bulan di Balai Kota DKI Jakarta. Usai membacakan surat pernyataan berhenti dari jabatannya, ia pun mengenang hari-hari terakhirnya bekerja di Balai Kota.

"Momennya pasti banyaklah. Tadi momen terakhir kita shalat Ashar bersama-sama. Setelah itu baca doa dengan Mas Anies," kata Sandiaga.

Momen itu, mengingatkan Sandiaga pada saat pertama kali menginjakkan kakinya di Balai Kota sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pada 16 Oktober, ia dan Anies menjalani pelantikan. Saat itu, keduanya menjalankan shalat Isya bersama.

Bedanya, ketika itu mereka tak sembahyang di Ruang Gubernur. Keduanya menjalankan ibadah di ruang kerja Sandiaga, di Lantai 2 Gedung Balai Kota.

"Dan (hari) ini salat bersama-sama terakhir saya di ruang gubernur," ucap Sandiaga.

Menurut Sandiaga, perjalanan bersama Anies cukup panjang. Begitu pula keputusannya untuk berhenti sebagai wagub. Ia menyebut tak ada alternatif lain.

"Kalau saya cuti juga nanti gimana nih nantinya semua yang di sini berat dan nggak bisa ditinggal-tinggal. Dan saya sebagai wakil gubernur non-aktif, nanti susah juga. Masih punya kantor di sini, nanti bisa disangkutkan menggunakan fasilitas negara. Mengumpulkan calon suporter, donatur, PNS, enggak mungkinlah," kata dia.

Sandiaga berharap keputusannya untuk berhenti merupakan awal tradisi baru. Artinya, ia memisahkan politik dengan proses yang berjalan di Balai Kota. Hal ini, kata Sandiaga, menimbulkan kelegaan.

Ia berharap keputusan ini memberikan ruang yang lebar untuk proses pergantian jabatan wagub. Ia juga berharap hal ini dapat membantu Anies melanjutkan gerak kerjanya di Pemprov DKI.

 

"Tadi Pak Anies bilang kita naik pesawat dengan dua mesin tapi satu mesinnya mati. Jadi ya mudah-mudahan proses pergantiannya bisa segera dilakukan dan kinerja pemprov dipastikan akan lebih baik ke depan," ujar dia.

Selain kerjanya bersama Gubernur, Sandiaga mengaku merindukan rutinitasnya bersama awak media. Ia mengaku sedih kehilangan momen tanya-jawab yang spontan setiap pagi dan sore hari.

"Walaupun Saya ngadepin dinamika, paling enggak pengujung hari atau di awal hari dapat kesempatan tanya-jawab sama kalian (awak media) dan pertanyaan kalian unscripted. Terakhir-terakhir Saya coba bikin skrip supaya lebih bagus, tapi awal-awal itu seru banget. Ada banyak yang lucu-luculah. Itu momen yang enggak akan Saya lupain," ujar Sandiaga.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut kini pemberhentian Sandiaga sebagai Wagub DKI Jakarta sudah resmi. Alasannya, karena telah dilakukan di Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta.

“Teman-teman semua siang hari ini mungkin adalah doorstop kedua terakhir di DPRD. Karena hari ini Bang Sandi sudah secara resmi menyampaikan pernyataan berhenti sebagai wakil gubernur DKI Jakarta di depan perwakilan warga Jakarta semua,” kata Anies usai rapat paripurna DPRD DKI di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8).

Anies lalu mengatakan harapannya, yaitu jalan perjuangan Sandi ke depan dapat dimudahkan dan diridhai Allah SWT. Dia juga menyebut akan tetap menjalankan apa yang telah diamanatkan kepada dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Insya Allah ke depan akan dimudahkan. Dan insya Allah yang menjadi ikhtiarnya setelah mendapat ridha dari Allah, kita semua di Jakarta akan terus menjalankan apa yang sudah menjadi rencana dalam kampanye."

[video] 'Kami akan Berjuang untuk Partai Emak-Emak'

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement