REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo meminta Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan peran Babinkamtibmas, Babinsa, Kelurahan dan FKDM untuk mengantisipasi adanya tawuran antarwarga atau antarpelajar. Dia menilai peran aktif itu dapat memberikan sumbangih keberhasilan antikekerasan di kalangan pelajar.
"Keberhasilan antikekerasan antarpelajar pada dasarnya memotong tali kekerasan yang selama ini terjadi di masyarakat," ujar Heru kepada Republika.co.id, Ahad (26/8).
Menurutnya, kasus-kasus tawuran antarwarga yang terjadi akhir-akhir ini dapat memicu ajakan tawuran bagi pelajar. Hal itu, kata dia tak boleh terus berjalan. Oleh sebab itu, pihaknya menekankan adanya peran aktif tripusat kemasyarakatan yang terdiri atas Babinkamtibmas, Babinsa, Kelurahan untuk mengantisipasi adanya tawuran antarwarga.
Sehingga, bila tawuran antarwarga tak terjadi, maka pelajar pun bisa diminimalisasi potensi untuk melakukan tawuran. Heru mengapresiasi langkah-langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dia nilai telah sigap dalam mengambil tindakan pengamanan. Namun, dia menekankan, hal yang terpenting adalah adanya peran aparat keamanan untuk menangani kasus tawuran antarwarga sampai tuntas.
"Peran aktif Babinkamtibmas, Babinsa, Kelurahan dan FKDM dalam menangani kasus tawuran antar warga secara tuntas sampai je ranah hukum, agar ada unsur jera," katanya.
Sebab, dia melihat dalam kasus tawuran antar warga juga terlibat di dalamnya ada para pelajar. Dan, menurutnya, secara tidak sadar para pelajar yang terlibat sudah terinternalisasi melakukan tindak kekerasan. "Yang dimana tindak kekerasan itu detiap saat bisa dipraktekkan terhadap siswa lain dalam bentuk tawuran antarpelajar," kata Heru.